Sejarah Indonesia dari masa kemerdekaan hingga masa sekarang

  • 8 Maret 1942:Belanda menyerah dari Jepang

    8 Maret 1942:Belanda menyerah dari Jepang
    Pada 8 Maret 1942, Belanda menyerah kepada Jepang di Kalijati, mengakhiri penjajahan Belanda dan memulai pendudukan militer Jepang di Indonesia. Jepang datang untuk menguasai sumber daya alam dan menjanjikan kemerdekaan guna menarik dukungan rakyat. Peristiwa ini menjadi awal tumbuhnya semangat kemerdekaan Indonesia.
  • 17 Agustus 1945:Kemerdekaan Indonesia part 3

    Sukarni mengusulkan pembacaan proklamasi di rumah Soekarno, Jakarta, pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB. Usulan disetujui, dan Latief Hendraningrat, dibantu Arifin Abdurrahman, menjaga keamanan. Setelah Soekarno membacakan proklamasi, bendera Merah Putih dikibarkan oleh Latief dan S. Suhud, diiringi lagu Indonesia Raya. Upacara ditutup dengan sambutan Wali Kota Suwiryo.
  • Akhir Tahun 1944:Janji Kemerdekaan Jepang Kepada Indonesia

    Akhir Tahun 1944:Janji Kemerdekaan Jepang Kepada Indonesia
    Pada akhir 1944, Jepang yang terdesak dalam Perang Asia Pasifik, menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Pada 7 September 1944, Perdana Menteri Jepang, Kuniaki Koiso, mengumumkan janji ini di depan Parlemen Jepang dan mengizinkan pengibaran bendera merah putih berdampingan dengan bendera Jepang, untuk mendapatkan dukungan Indonesia dalam menghadapi Sekutu.
  • Pembentukan BPUPKI

    Pembentukan BPUPKI
    Pada 1 Maret 1945, Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang dipimpin oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat. BPUPKI diresmikan pada 29 April 1945, dengan 60 anggota Indonesia dan tujuh anggota Jepang yang tidak memiliki hak suara. Anggota Jepang tersebut adalah Tokonomi Tokuzi, Miyano Syoozo, Itagaki Masamitu, Matuura Mitokiyo, Tanaka Minoru, Masuda Toyohiko, dan Idee Toitiroe yang dilantik pada 28 Mei 1945.
  • Sidang Pertama BPUPKI

    Sidang Pertama BPUPKI
    Sidang BPUPKI yang pertama membahas tentang rumusan dasar negara Indonesia merdeka. Untuk mendapatkan rumusan dasar negara yang benar- benar tepat, maka acara dalam sidang ini adalah mendengarkan pidato dari tiga tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, yaitu Mr. Mohammad Yamin, Mr Soepomo, dan Ir Soekarno.
  • 29 April 1945:Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan

    Setelah Indonesia merdeka, pasukan Sekutu yang dipimpin AFNEI mendarat di Tanjung Priok dengan tujuan menerima penyerahan kekuasaan dari Jepang. Namun, kehadiran mereka bersama NICA yang ingin mengembalikan kekuasaan Belanda memicu perlawanan rakyat Indonesia. Hal ini menjadi awal berbagai pertempuran dalam rangka mempertahankan kemerdekaan.
  • Sidang Kedua BPUPKI

    Sidang kedua membahas tentang rancangan Undang-Undang Dasar (UUD) dan bentuk negara. Mengenai bentuk negara, mayoritas
    peserta sidang setuju dengan bentuk republik.
  • Peristiwa Bom Atom: part 1

    Peristiwa Bom Atom: part 1
    Peristiwa Bom Atom Pertama di jatuhkan di Hiroshima, menyebabkan kematian puluhan hingga ratusan nyawa.
  • Peristiwa Rengasdengklok: 7 Agustus 1945

    Peristiwa Rengasdengklok: 7 Agustus 1945
    Pada waktu itu rombongan Soekarno dan Moh. Hatta,baru saja pulang dari Dalat,vietnam,sehabis bertemu dengan Marsekal Terauchi untuk melanjutkan persiapan kemerdekaan Indonesia dengan membentuk PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesai/ Dorkuritzu Junbi Inkai).Golongan muda mendesak proklamasi tanpa PPKI agar tak terkesan sebagai hadiah Jepang, sementara golongan tua ingin lewat PPKI. Soekarno-Hatta dibawa ke Rengasdengklok untuk menjauhkan dari pengaruh Jepang.
  • Peristiwa Bom Atom: Part 2

    Peristiwa Bom Atom: Part 2
    Terjadi pengeboman Bom Atom LAGI di tempat yang BERBEDA, yaitu Nagasaki.Hal in imenyebabkan jutaan nyawa menghilang.
  • Peristiwa Rengasdengklok: 15 Agustus 1945

    Peristiwa Rengasdengklok: 15 Agustus 1945
    golongan pemuda berunding di Pegangsaan Timur dan sepakat bahwa kemerdekaan harus murni hasil perjuangan bangsa, bukan pemberian Jepang. Usulan ini disampaikan ke Soekarno, namun ditolak karena ia merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI. Penolakan ini memicu peristiwa Rengasdengklok.
  • Peristiwa Rengasdengklok: 16 Agustus 1945

    Pada Tanggal 16 Agustus 1945, Pukul 03.00 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok oleh golongan muda untuk mendesak percepatan proklamasi. Setelah mediasi oleh Mr. Achmad Subardjo, tercapai kesepakatan waktu proklamasi. Mereka ditempatkan di rumah Djiauw Kie Siong, seorang keturunan Tionghoa, karena lokasinya yang tersembunyi dan aman dari pengawasan Jepang.
  • 17 Agustus 1945:Kemerdekaan Indonesia part 1

    17 Agustus 1945:Kemerdekaan Indonesia part 1
    Ahmad Soebardjo menengahi golongan pemuda dan Soekarno-Hatta hingga disepakati proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta. Malam 16 Agustus, Soekarno-Hatta kembali dari Rengasdengklok dan tiba di Jakarta pukul 23.00 WIB. Karena kesulitan mencari tempat rapat, mereka menggunakan rumah Laksamana Maeda. Sebelumnya, Soekarno menemui Jenderal Nishimura, namun ditolak—menambah tekad untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
  • 17 Agustus 1945: Kemerdekaan Indonesia Part 2

    Di rumah Laksamana Maeda, teks proklamasi disusun tanpa keikutsertaan Maeda. Kalimat pertama diusulkan Ahmad Soebardjo, dan kalimat terakhir oleh Moh. Hatta. Setelah Soekarno membacakannya pukul 04.00 WIB, seluruh tokoh menyetujuinya. Golongan muda mengusulkan agar hanya Soekarno dan Hatta yang menandatangani atas nama bangsa Indonesia. Usulan diterima, dan Sayuti Melik mengetik naskah dengan tiga perubahan kecil pada kata dan tanggal.
  • Sidang Pertama PPKI

    Sidang Pertama PPKI
    Pada sidang pertama PPKI, UUD 1945 disahkan dengan revisi Piagam Jakarta, mengubah kalimat tentang syariat Islam menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Soekarno dan Hatta diangkat sebagai Presiden dan Wakil Presiden, diusulkan Otto Iskandardinata dan disetujui aklamasi. Lagu Indonesia Raya mengiringi penetapan tersebut. Komite Nasional dibentuk untuk membantu Presiden karena belum ada DPR atau MPR.
  • Sidang Kedua PPKI

    Di dalam sidang ini membahas tentang Indonesia dibagiin menjadi 8 provinsi yang masing- masing memiliki gubernurnya.Selain itu Selain itu, diangkat pula empat pejabat negara yang mengepalai beberapa lembaga negara.
  • Sidang ketiga PPKI

    Sidang ketiga PPKI
    Dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) untuk menjaga keamanan nasional. Beberapa hari kemudian, tepatnya 29 Agustus 1945, dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai cikal bakal DPR dan persiapan pemilu di masa depan. Di waktu yang hampir bersamaan, direncanakan pembentukan Partai Nasional Indonesia (PNI) sebagai partai tunggal, namun rencana ini dibatalkan karena dinilai tidak demokratis.
  • Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan: Insiden Hotel Yamato

    Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan: Insiden Hotel Yamato
    peristiwa perobekan warna biru pada bendera Belanda yang berkibar di Hotel Yamato (kini menjadi Hotel Majapahit) pada tanggal 19 September 1945 yang didahului oleh gagalnya perundingan antara Soedirman (residen Surabaya) dan Victor Willem Charles Ploegman untuk menurunkan bendera Belanda.
  • Perjuangan Mmpertahankan Kemerdekaan: Pertempuran Lima Hari di Semarang

    Perjuangan Mmpertahankan Kemerdekaan: Pertempuran Lima Hari di Semarang
    Pertempuran Lima Hari di Semarang terjadi pada 15–20 Oktober 1945, dipicu oleh pasukan Jepang yang menolak menyerahkan senjata dan tidak mengakui kemerdekaan Indonesia. Ketegangan meningkat setelah tawanan Jepang melarikan diri dan terbunuhnya dr. Kariadi, Kepala Laboratorium RS Rakyat.
  • Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan:Pertempuran Ambarawa

    Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan:Pertempuran Ambarawa
    Pertempuran Ambarawa (20 Oktober–15 Desember 1945) berlangsung antara TNI melawan pasukan Inggris dan Belanda di Jawa Tengah. Pertempuran ini menjadi salah satu serangan paling sukses Indonesia dalam Revolusi Nasional, membatasi kekuasaan musuh hanya di Kota Semarang. Tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infanteri.
  • Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan:Pertemburan di Surabaya

    Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan:Pertemburan di Surabaya
    Pada hari ini, rakyat Surabaya melawan pasukan Sekutu yang ingin mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Pertempuran ini menjadi simbol perlawanan terhadap penjajahan dan kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan.
  • Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan:Bandung Lautan Api

    Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan:Bandung Lautan Api
    Peristiwa Bandung Lautan Api terjadi pada 23 Maret 1946, ketika sekitar 200.000 warga membakar rumah dan meninggalkan Bandung untuk mencegah Sekutu dan NICA menjadikannya markas militer. Dipimpin Jenderal A.H. Nasution, aksi ini dilakukan setelah ultimatum Inggris. Peristiwa ini menginspirasi lagu “Halo-Halo Bandung” ciptaan Ismail Marzuki sebagai simbol semangat perjuangan rakyat.
  • Penyelesaian Melalui Perundingan: Perundingan Linggarjati

    Penyelesaian Melalui Perundingan: Perundingan Linggarjati
    Perundingan Linggajati,di Linggajati, Kuningan, Jawa Barat.
    Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu, Sumatra, Jawa, dan Madura
    Republik Indonesia dan Belanda sepakat membentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS), di mana salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia.
    Dalam bentuk RIS, Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth /persemakmuran Indonesia-Belanda dengan dengan ratu Belanda sebagai ketuanya
  • Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan:Puputan Margarana

    Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan:Puputan Margarana
    Puputan Margarana terjadi akibat Perjanjian Linggarjati (25 Maret 1947) yang hanya mengakui Sumatera, Jawa, dan Madura sebagai wilayah Indonesia, tidak termasuk Bali. Hal ini memicu kemarahan rakyat Bali dan perlawanan terhadap upaya Belanda merebut kembali kendali atas Indonesia.
  • Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan:Pertempuran Medan Area

    Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan:Pertempuran Medan Area
    insiden pencabutan bendera merah-putih oleh pejabat Belanda di Medan memicu bentrokan yang meluas. Sekutu memberi ultimatum, tapi diabaikan. Pada 10 Desember, Sekutu dan NICA menyerang Medan, menewaskan ribuan orang. Pertempuran berlanjut hingga April 1946, saat Sekutu menguasai kota dan pasukan Indonesia mundur ke Pematangsiantar. Perlawanan terus berlanjut lewat Resimen Komando Tentara Rakyat Medan hingga 1949.
  • Penyelesaian Melalui Perundingan:Perundingan Renville

    Penyelesaian Melalui Perundingan:Perundingan Renville
    Perundingan Renville menghasilkan keputusan bahwa Belanda hanya mengakui sebagian wilayah Indonesia, dan TNI harus mundur. Namun, Belanda melancarkan Agresi Militer II pada 19 Desember 1948, menduduki Yogyakarta, dan menangkap Soekarno-Hatta. Meski begitu, RI membentuk PDRI dan Komando Perang Gerilya. Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta membuktikan Indonesia masih ada, mematahkan propaganda Belanda, dan mendorong perjanjian Roem-Roijen.
  • Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan:Serangan Umum

    Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan:Serangan Umum
    Dalam Insiden Ini TNI menyerang Yogyakarta dan sempat menguasainya. Belanda mengirim pasukan dari Magelang dan Surakarta untuk merebutnya kembali, dan TNI mundur pada pukul 15.00. Peristiwa ini menunjukkan bahwa Republik Indonesia masih ada, meski Yogyakarta jatuh. Serangan ini disiarkan melalui radio dan segera diketahui dunia internasional, dan 1 Maret diperingati sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara.
  • Penyelesaian Melalui Perundingan:Perjanjian Roem-Roijen

    Penyelesaian Melalui Perundingan:Perjanjian Roem-Roijen
    sebuah perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang dimulai pada tanggal 17 April 1949 dan akhirnya ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Namanya diambil dari kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem dan Herman van Roijen.
    Perjanjian ini menghasilkan resolusi mendesak supaya permusuhan antara Indonesia dan Belanda segera dihentikan dan pemimpin Indonesia yang ditahan segera dibebaskan dan dilanjutkan ke konfrensi Meja Bundar (KMB).
  • Penyelesaian Melalui Perundingan:Konferensi Meja Bundar

    Penyelesaian Melalui Perundingan:Konferensi Meja Bundar
    Konferensi Meja Bundar (KMB) diadakan di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus hingga 2 November 1949, sebagai tindak lanjut dari perundingan Roem-Roijen. Pada 27 Desember 1949, Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). Penyerahan dilakukan di Belanda oleh Ratu Juliana kepada Dr. Moh. Hatta, dan di Jakarta oleh A.H.J. Lovink kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX, menandai berakhirnya penjajahan Belanda.