Sejarah Indonesia Dari Masa Kemerdekaan Hingga Masa Sekarang

  • Jepang Mulai Memasuki Indonesia

    Jepang Mulai Memasuki Indonesia
    Jepang pertama kali memasuki Indonesia dengan tujuan untuk mengambil sumber daya alam Indonesia. Awalnya Jepang disambut baik oleh rakyat Indonesia karena Jepang berhasil mengusir Belanda dari Indonesia. Jenderal Hein ter Poorten dari pihak Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jenderal Hitoshi Imamura dari Jepang di Kalijati, Subang. Rakyat Indonesia pun menganggap Jepang sebagai penyelamat bangsa yang berpihak kepada Indonesia.
  • Jepang Terdesak Dalam Perang Asia Pasifik

    Jepang Terdesak Dalam Perang Asia Pasifik
    Pada akhir tahun 1944, posisi Jepang semakin terdesak dalam Perang Asia Pasifik. Daerah jajahan Jepang diambil oleh Sekutu satu per satu. Sehingga pada 7/9/1944, Perdana Menteri Jepang yaitu Jenderal Kuniaki Koiso menjanjikan kemerdekaan Indonesia di depan Parlemen Jepang untuk menarik simpati rakyat Indonesia. Bahkan Jepang mengizinkan bendera Indonesia untuk dinaikkan dan dikibarkan, namun tetap harus bersebelahan dengan bendera Jepang sebagai bukti janji Jepang Terhadap kemerdekaan Indonesia.
  • Usaha Jepang Dalam Menarik Simpati Rakyat Indonesia

    Usaha Jepang Dalam Menarik Simpati Rakyat Indonesia
    Untuk membuktikan janji Kemerdekaan, Jepang mendirikan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritzu Junbi Chosakai. BPUPKI diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat yang pendiriannya diresmikan pada 29/4/1945. Ada total 67 anggota BPUPKI dimana 60 di antaranya merupakan orang Indonesia dan 7 orang sisanya merupakan orang Jepang yang tidak memiliki hak suara. Selama aktif, BPUPKI telah mengadakan dua sidang: 29/5/1945-1/6/245 dan 10/7/1945-17/7/1945.
  • Sidang Pertama BPUPKI

    Sidang Pertama BPUPKI
    Sidang pertama dilaksanakan pada 29/5/1945 sampai 1/6/1945. Sidang ini merumuskan dasar negara Indonesia yang nantinya akan melahirkan Pancasila. Pada sidang ini, ada tiga tokoh yang memberikan pidato yaitu Mr. Mohammad Yamin, Mr Soepomo, dan Ir Soekarno. Pada akhirnya, gagasan rumusan lima sila yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno pada 1 Juni 1945 dikenal dengan istilah Pancasila. Tanggal 1 Juni 1945 pun ditetapkan sebagai Hari Lahir Pancasila.
  • Panitia Sembilan Menghasilkan Piagam Jakarta

    Panitia Sembilan Menghasilkan Piagam Jakarta
    Namun sebenarnya sampai pada akhir sidang pertama, belum ditemukan rumusan dasar negara yang benar-benar tepat. Pada masa istirahat sidang, ada sembilan anggota BPUPKI yang membentuk suatu kepanitiaan dengan Soekarno sebagai ketua. Kepanitiaan ini dinamakan Panitia Sembilan yang bertugas untuk mengolah usulan-usulan anggota BPUPKI mengenai dasar negara Indonesia. Pertemuan Panitia Sembilan kemudian menghasilkan Jakarta Charter (Piagam Jakarta) yang disetujui dan ditanda-tangani pada 22/6/1945.
  • Sidang Kedua BPUPKI

    Sidang Kedua BPUPKI
    Jika sidang pertama membahas dasar negara, sidang kedua membahas rancangan Undang-Undang Dasar bentuk negara. Soekarno mengusulkan bentuk negara Indonesia sebagai negara republik yang disetujui oleh mayoritas anggota BPUPKI. Pada sidang kedua, BPUPKI membentuk kepanitiaan beranggotakan 19 orang (Panitia Perancang UUD). Panitia Perancang UUD menyetujui Piagam Jakarta sebagai inti pembukaan UUD. Kepanitiaan ini juga membentuk panitia yang beranggotakan 7 orang untuk merumuskan batang tubuh UUD.
  • Penyerahan Naskah UUD

    Penyerahan Naskah UUD
    Pada tanggal 13 Juli 1945, Panitia Perancang UUD mengadakan sidang untuk membahas hasil kerja kepanitiaan kecil yang beranggotakan 7 orang tersebut. Lalu pada 14 Juli 1945, Soekarno selalu ketua Panitia Perancang UUD menyerahkan hasil kerja kepada BPUPKI yang berupa pernyataan Indonesia merdeka, pembukaan Undang-Undang Dasar, serta batang tubuh UUD. Pada tanggal 16 Juli 1945, BPUPKI menerima naskah akhir Undang-Undang Dasar yang diserahkan oleh Panitia Perancang UUD dua hari sebelumnya.
  • Pembentukan PPKI Sebelum Terjadi Peristiwa Rengasdengklok

    Pembentukan PPKI Sebelum Terjadi Peristiwa Rengasdengklok
    Peristiwa Rengasdengklok dilakukan oleh sekelompok pemuda dari perkumpulan "Menteng 31" yaitu Sukarni, Wikana, Aidit dan Chaerul Saleh terhadap Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta. Sebelum terjadi Peristiwa Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta baru saja kembali dari Vietnam (Dalat) untuk bertemu dengan Marsekal Terauchi yang membahas mengenai kemerdekaan Indonesia dengan membentuk PPKI pada 07/08/1945. Peristiwa Rengasdengklok sendiri terjadi pada 16/08/1945, tepat sehari sebelum kemerdekaan.
  • Penyebab Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok

    Penyebab Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok
    Pada 15/08/1945, golongan muda sudah melakukan perundingan di salah satu lembaga bakteriologi yang terletak di Jl. Pegangsaan Timur, Jakarta. Pertemuan ini memutuskan untuk melepaskan semua ikatan/kaitan dengan janji kemerdekaan dari Jepang dalam rangka persiapan kemerdekaan Indonesia. Golongan muda pun langsung memberi usul tersebut kepada Soekarno. Namun, Soekarno langsung menolak usul tersebut karena merasa bertanggung jawab sebagai ketua PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
  • Peristiwa Rengasdengklok - Part 1

    Peristiwa Rengasdengklok - Part 1
    Awal mula dari peristiwa rengasdengklok adalah ketika Hiroshima (6/8/1945) dan Nagasaki (9/8/1945) dibom oleh Sekutu. 6 hari kemudian, Kaisar Hirohito pun menyatakan secara resmi bahwa Jepang kalah perang melalui radio nasional. Berita kekalahan Jepang pun terdengar oleh salah seorang pemuda Indonesia, Sutan Syahrir yang memiliki pemikiran seperti "Jika Jepang sudah kalah, artinya Indonesia sudah tidak dikuasai oleh Jepang. Seharusnya Soekarno dan Hatta sudah bisa melaksanakan proklamasi."
  • Peristiwa Rengasdengklok - Part 2

    Peristiwa Rengasdengklok - Part 2
    Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada 16/08/1945 pukul 03.00 WIB. Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, dan didesak untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesia. Kesepakatan pun terjadi antara golongan tua dengan Golongan muda melalui mediasi Mr. Achmad Subardjo tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan. Hal yang menarik adalah rumah yang dipakai dalam pertemuan tersebut merupakan milik seorang keturunan chinese: Djiauw kie siong.
  • Pembuatan Teks Proklamasi

    Pembuatan Teks Proklamasi
    Rombongan Soekarno-Hatta berangkat menuju Jakarta pada 16/08/1945 pukul 20.00 WIB. Saat sampai di Jakarta pada pukul 23.00 WIB, tidak ditemukan penginapan yang dapat dijadikan sebagai tempat untuk mengadakan rapat. Akhirnya, Bapak Achmad Soebardjo menghubungi Laksamana Maeda. Laksamana Maeda pun menyetujui rumahnya untuk dijadikan tempat rapat. Sedikit informasi, Laksamana Maeda adalah Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut di daerah kekuasaan Angkatan Darat sehingga rumahnya dianggap aman.
  • Proses Pembuatan Teks Proklamasi

    Proses Pembuatan Teks Proklamasi
    Laksamana Maeda tidak turut terlibat dalam pembuatan teks proklamasi. Beliau hanya menyediakan tempat dan minuman bagi rombongan, lalu meninggalkan rombongan di ruang tamu rumah. Kalimat pertama teks proklamasi merupakan ide Bapak Achmad Soebardjo yang berisi pernyataan kehendak Indonesia untuk segera merdeka. Kalimat kedua merupakan ide Mohammad Hatta yang berisi pernyataan mengenai pemindahan kekuasaan, menjadi kekuasaan milik Indonesia seutuhnya tanpa ada campur tangan bangsa lain.
  • Peristiwa Rengasdengklok - Part 3

    Peristiwa Rengasdengklok - Part 3
    Alasan dibalik dipilihnya rumah Bapak Djiauw Kie Siong adalah karena terlihat lebih aman, dimana akses menuju rumah tersebut harus melewati semak-semak belukar dan persawahan yang tidak berada dalam pengawasan Jepang. Kembali ke kesepakatan sebelumnya, mediasi yang dilakukan Achmad Soebardjo berhasil membuahkan hasil yaitu keputusan untuk memproklamasikan Indonesia pada 17/08/1945 yang akan dilakukan di Jakarta.
  • Penandatanganan Naskah Proklamasi

    Penandatanganan Naskah Proklamasi
    Pada 17/08/1945 pukul 04.00 WIB, Soekarno membacakan hasil rumusan teks proklamasi. Sebelum naskah dibuat, terjadi perdebatan mengenai siapa yang harus menandatangani teks tersebut. Teuku Muhammad Hasan Dan Mohammad Hatta mengusulkan agar teks tersebut ditandatangani Oleh seluruh anggota yang hadir. Namun, Chaerul Saleh dan Sukarni mengusulkan agar hanya Soekarno dan Hatta saja yang menandatangani teks. Akhirnya, Soekarno dan Hatta pun setuju Dan menandatangani teks tersebut.
  • Pengetikan Naskah Proklamasi

    Pengetikan Naskah Proklamasi
    Soekarno meminta Sayuti Melik untuk mengetik naskah proklamasi. Dari hasil ketikan Sayuti Melik, ada tiga perubahan yaitu kata tempoh diganti menjadi tempo, wakil-wakil bangsa Indonesia menjadi atas nama bangsa Indonesia, serta penulisan tanggal yang diganti dari penulisan tanggal Jepang menjadi penulisan tanggal Indonesia. Setelah naskah proklamasi diketik, Sukarni mengusulkan agar pembacaan proklamasi dilakukan di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, tepatnya di depan rumah Soekarno.
  • Pembacaan Teks Proklamasi - Kemerdekaan Indonesia

    Pembacaan Teks Proklamasi - Kemerdekaan Indonesia
    Pembacaan naskah proklamasi dilakukan tepat pukul 10.00 WIB. Setelah pidato dan pembacaan teks proklamasi, dilakukan pengibaran bendera merah putih oleh Latief Hendraningrat dan S.Suhud. Rakyat yang hadir serempak menyanyikan lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya. Upacara proklamasi pun ditutup dengan sambutan oleh Wali Kota Jakarta, Suwiryo. Untuk menjaga keamanan, Latief Hendraningrat yang dibantu oleh Arifin Abdurrahman yang diperintahkan oleh Dr. Muwardi untuk mengantisipasi gangguan Jepang.
  • Sidang Pertama PPKI - Part 1

    Sidang Pertama PPKI - Part 1
    Setelah dilakukan pembacaan naskah proklamasi, dilakukan sidang pertama PPKI yang menghasilkan: pengesahan UUD 1945 dimana Piagam Jakarta dijadikan sebagai rancangan awal. Sedikit perubahan pun ditambahkan lalu menjadi UUD yang terdiri dari pembukaan, batang tubuh (37 pasal, 4 asal aturan peralihan, serta 2 ayat tambahan yang turut disertai oleh penjelasan). Selain itu, Piagam Jakarta juga direvisi yang menjadi sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
  • Sidang Pertama PPKI - Part 2

    Sidang Pertama PPKI - Part 2
    Pada sidang pertama PPKI, Soekarno dan Mohammad Hatta juga ditetapkan sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia. Otto Iskandardinata lah yang mengusulkan hal tersebut, dan akhirnya disetujui Secara aklamasi. Saat penetapan presiden dan wakil presiden, lagu Indonesia Raya turut mengiringi penetapan tersebut. Selain itu, Komite Nasional juga terbentuk dengan alasan belum ada DPR maupun MPR di awal kemerdekaan. Sedikit informasi, Komite Nasional dibentuk untuk membantu presiden.
  • Sidang Kedua PPKI

    Sidang Kedua PPKI
    Sidang kedua PPKI dilakukan pada 19/08/1945, dimana Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi yang masing-masing memiliki kepala daerah (gubernur), terbentuknya Komite Nasional, terbentuknya departemen dan menteri yang terbagi menjadi 12 bagian departemen dan 4 bagian non-departemen. Selain menteri, terpilih juga 4 pejabat negara yang masing-masing memimpin beberapa lembaga negara, yaitu: Mahkamah Agung, Jaksa Agung, Sekretaris Negara dan Juru Bicara Negara.
  • Sidang Ketiga PPKI

    Sidang Ketiga PPKI
    Sidang ketiga PPKI dilaksanakan pada 22/08/1945 yang menghasilkan: terbentuknya KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) yang bertujuan untuk pemilu di masa mendatang dan berfungsi sebagai pusat dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Pembentukan BKR (Badan Keamanan Rakyat) untuk menjaga keamanan Indonesia perencanaan pembentukan PNI supaya Indonesia menjadi negara yang adil, makmur, dan berdaulat. Namun, PNI (Partai Tunggal Negara Indonesia) dibatalkan pada 08/1945 karena dianggap tidak demokratis.
  • Awal Mula Kedatangan AFNEI

    Awal Mula Kedatangan AFNEI
    Meskipun sudah merdeka, namun kemerdekaan Indonesia masih tidak diakui oleh banyak pihak, salah satunya Belanda. Bahkan, ada beberapa tentara penjajahan tersisa di Indonesia yang membuat pihak luar ingin merebut kembali kekuasaan Indonesia. Seperti halnya Sekutu ingin merebut kembali daerah kekuasaan Jepang pasca berakhirnya Perang Dunia II. Pada saat itu, Belanda juga beraliansi dengan Sekutu dan berusaha untuk merebut kembali Indonesia.
  • Kedatangan AFNEI ke Indonesia

    Kedatangan AFNEI ke Indonesia
    Pada 29/09/1945, Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen Sir Philip Christison mendarat di Tanjung Priok. Ternyata, pasukan Sekutu datang dengan diboncengi Netherland Indies Civil Administration (NICA), yang dipimpin Van der Plass. Tujuan AFNEI datang ke Indonesia adalah untuk menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang, melucuti dan memulangkan tentara Jepang, dan membebaskan tentara Sekutu. Selain itu, AFNEI juga ingin mengamankan wilayah Jawa Sumatera.
  • Insiden Hotel Yamato

    Insiden Hotel Yamato
    Salah satu peristiwa pertempuran Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan adalah Insiden Hotel Yamato. Peristiwa ini terjadi pada 19/09/1945 di Hotel Yamato (Hotel Majapahit) yang terletak di Surabaya. Saat itu, tentara Belanda mengibarkan bendera merah putih biru yang menyulut amarah rakyat Surabaya. Rakyat pun naik ke atas hotel dan merobek warna biru pada bendera Belanda menjadi bendera Indonesia (merah putih). Insiden ini jugalah yang memicu pertempuran 10 November di Surabaya.
  • Pertempuran Medan Area

    Pertempuran Medan Area
    Pertempuran ini berlangsung selama sekitar 7 bulan dimana yang terlibat dalam pertempuran ini adalah pasukan NICA, Sekutu dan juga TKR. Setelah proklamasi kemerdekaan terjadi pada 17/08/1945, pasukan Sekutu dan NICA datang ke Indonesia untuk membubarkan pasukan Jepang serta untuk mengembalikan pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia. Suatu hari, lencana merah putih milik seorang remaja dilepas dan diinjak oleh NICA. Hal inilah yang memicu kemarahan rakyat Medan dan memulai pertempuran.
  • Pertempuran Lima Hari di Semarang

    Pertempuran Lima Hari di Semarang
    Sesuai dengan namanya, pertempuran ini terjadi dari tanggal 15/10/1945 - 20/10/1945 yang melibatkan sebagian besar rakyat Semarang (Tentara Keamanan Rakyat dan pemuda). Penyebab terjadinya pertempuran ini adalah karena Jepang masih ingin memperebutkan wilayah Indonesia dengan sisa-sisa pasukan Jepang mencoba untuk mempertahankan posisinya. Salah satu pemimpin pertempuran ini adalah Dr. Kariadi, yang menjadi korban saat memeriksa sumber air minum yang dicurigai telah diracuni oleh pasukan Jepang.
  • Pertempuran 10 November di Surabaya

    Pertempuran 10 November di Surabaya
    Pertempuran ini dipicu oleh Insiden Hotel Yamato. Pertempuran 10 November merupakan puncak perlawanan rakyat Indonesia dalam melawan Sekutu yang terus-menerus ingin mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Pihak Sekutu pun meminta rakyat Surabaya untuk menyerahkan senjatanya, namun tidak didengar oleh rakyat Surabaya. Sehingga, pasukan Indonesia dan Sekutu saling melawan yang berlangsung selama beberapa minggu, dengan berbagai pertempuran sengit di setiap sudut kota Surabaya.
  • Pertempuran Ambarawa

    Pertempuran Ambarawa
    Pertempuran ini merupakan perlawanan Tentara Keamanan Rakyat dengan pasukan Inggris dan pasukan NICA di daerah Ambarawa dan Magelang, di provinsi Jawa Tengah. Bahkan, presiden Soekarno tiba di Magelang untuk menghentikan pertempuran. Hingga pada 12/12/1945 TKR berhasil mengepung pasukan Sekutu di Ambarawa. Lalu, pada 15/12/1945, pasukan Sekutu meninggalkan Ambarawa dengan paksaan rakyat. Sedikit informasi, pemimpin pasukan TKR di pertempuran ini adalah Jenderal Soedirman.
  • Bandung Lautan Api

    Bandung Lautan Api
    Awalnya, pasukan Sekutu mengeluarkan pernyataan untuk segera mengevakuasi Bandung Selatan secara militer. Namun, karena rakyat Bandung tidak ingin kota Bandung dijadikan sebagai markas militer Belanda, sekitar 200.000 warga membakar rumah dan bangunan-bangunan hingga asap hitam mengepul di udara. Salah satu pejuang Indonesia yang gugur dalam pertempuran ini adalah Mohammad Toha, tokoh yang menghancurkan Dan membakar gudang mesiu yang berisi amunisi serta senjata pasukan Sekutu.
  • Puputan Margarana

    Puputan Margarana
    Awalnya, pertempuran ini terjadi karena Perjanjian Linggarjati Tidak mengakui Bali sebagai bagian dari wilayah Indonesia sehingga memicu ketegangan. Pada 20/11/1945 di pagi hari, pasukan NICA yang didukung oleh pasukan Sekutu menyerang pasukan Ciung Warana di Desa Marga, Bali. Meskipun jumlah pasukan Ciung Warana kurang dari 100 orang, namun daya juangnya sangat tinggi. Bahkan, pasukan Ciung Warana menerapkan strategic gerilya untuk melawan pasukan NICA dan Sekutu.
  • Perundingan Linggajati

    Perundingan Linggajati
    Perundingan Linggajati merupakan perundingan pertama yang dilakukan untuk menghentikan pertempuran antara Indonesia dengan Belanda. Dalam perundingan ini, Belanda mengakui wilayah Indonesia antara lain Sumatera, Jawa dan Madura. Belanda dan Indonesia pun sepakat untuk membentuk Negara Republik Serikat Indonesia (RIS), dengan Republik Indonesia sebagai salah satu negara bagiannya. Namun, perjanjian ini dilanggar dengan terjadinya Agresi Militer I yang dilakukan Belanda pada 21/7/1947 - 5/8/1947.
  • Perundingan Renville

    Perundingan Renville
    Perundingan yang dilakukan di atas geladak kapal perang Amerika Serikat menghasilkan keputusan: Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta dan Sumatera. TNI juga tidak diperbolehkan untuk berada di daerah kekuasaan Belanda di Jawa Barat maupun Jawa Timur. Namun ternyata, Perjanjian Renville juga diingkari oleh Belanda dengan melancarkan Agresi Militer II dan berhasil menduduki ibu kota RI pada saat itu yaitu Yogyakarta. Belanda juga menculik para pemimpin RI lalu diasingkan ke Pulau Bangka.
  • Penyebab Terjadinya Serangan Umum 1 Maret 1949

    Penyebab Terjadinya Serangan Umum 1 Maret 1949
    Setelah Soekarno dan Hatta ditangkap oleh Belanda, Belanda berpikir bahwa Indonesia akan dapat jatuh dengan mudah karena para pemimpin Indonesia sudah tidak dapat berkuasa lagi. Namun ternyata, Indonesia telah membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia yang diketuai oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara. Pasukan yang sebelumnya ditarik mundur dari daerah kedudukan Belanda di Indonesia pun diinstruksikan untuk kembali ke daerah awal dan melakukan perang secara gerilya serangan umum 1 Maret.
  • Serangan Umum 1 Maret 1949

    Serangan Umum 1 Maret 1949
    Serangan militer 01/03/1949 adalah serangan yang dilakukan oleh TNI kepada pasukan Belanda untuk menunjukkan bahwa Indonesia masih terus berjuang untuk merdeka. Setelah Agresi Militer II, ibu kota Indonesia berpindah ke Yogyakarta yang dikuasai oleh Belanda. Belanda juga menyebarkan propaganda bahwa Republik Indonesia sudah tidak ada. Untuk menyangkal berita tersebut, pasukan Indonesia menguasai kota Yogyakarta selama enam jam. Hal ini membuktikan eksistensi TNI kepada dunia Internasional.
  • Perjanjian Roem-Roijen

    Perjanjian Roem-Roijen
    Perjanjian Roem-Roijen adalah perjanjian Indonesia dengan Belanda yang dimulai pada 17/4/1949 dan ditandatangani pada 7/5/1949 di Hotel Des Indes, yang terletak di Jakarta. Namanya diambil dari kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem dan Herman van Roijen. Perjanjian ini menghasilkan resolusi mendesak agar permusuhan antara Indonesia dan Belanda segera dihentikan. Indonesia juga meminta agar pemimpin Indonesia yang sedang ditahan segera dibebaskan lalu dilanjutkan ke Konferensi Meja Bundar (KMB).
  • Konferensi Meja Bundar (KMB)

    Konferensi Meja Bundar (KMB)
    KMB adalah sebuah pertemuan yang dilaksanakan di Belanda pada 23/8/1949 - 2/11/49 merupakan tindak lanjut dari perundingan Roem Roijen. Pada 12/1949, Pemerintah Belanda menyerahkan
    kedaulatan atas Republik Indonesia Serikat. Penyerahan pengakuan kedaulatan dilakukan di dua tempat, yaitu di Belanda di Indonesia. Adapun di Jakarta, penyerahan kedaulatan A.H.J. Lovink kepada Sri Sultan Hamengkubuwono I. Penyerahan kedaulatan ini menandakan berakhirnya masa penjajahan Belanda di Indonesia.
  • Orde Lama/Soekarno - Tahun 1945 - 1950

    Orde Lama/Soekarno - Tahun 1945 - 1950
    Masa Orde Lama mengacu pada sistem politik di Indonesia sejak 1945 - 1966. Setelah Indonesia baru saja merdeka, Indonesia mengubah sistem pemerintahan dari presidential menjadi parlementer. Di masa ini, Indonesia juga masih menghadapi Belanda yang terus ingin merebut Irian Barat. Di sekitar tahun 1950, sistem pemerintahan Indonesia belum stabil sehingga masih sering terjadi perubahan khususnya perubahan perdana menteri. Keamanan negara juga kurang stabil karena terjadinya banyak pemberontakan.
  • Orde Lama/Soekarno - Tahun 1956 - 1967

    Orde Lama/Soekarno - Tahun 1956 - 1967
    Mulai tahun 1956, Soekarno menata ulang parlemen baru dan membubarkan parlemen lama yang menurutnya terhambat karena adanya perbedaan ideologis antar pejabat/lembaga. Sesuai dengan hasil Dekrit Presiden 1959, sistem pemerintahan dikendalikan oleh presiden seutuhnya. UUD 1945 kembali dijalankan UUDS 1950 dinyatakan sudah tidak berlaku. Kesehatan Soekarno dengan PKI memicu khawatir adanya paham komunisme, sehingga pada 23/2/1967, Soekarno menyerahkan jabatan presiden kepada Jenderal Soeharto.
  • BJ. Habibie - Tahun 1998 - 1999

    BJ. Habibie - Tahun 1998 - 1999
    BJ Habibie adalah presiden ke-3 Indonesia yang dikenal karena kecerdasannya. Beliau berkuliah di ITB selama satu tahun lalu pergi ke Jerman untuk belajar selama 10 tahun. Di tahun 1973, Soeharto meminta Habibie agar melanjutkan karirnya di Indonesia yang disetujui oleh beliau. Pada 1976, Habibie ditunjuk sebagai Menteri Negara Riset Dan Teknologi. Singkat cerita, pada 14/8/1998, BJ. Habibie ditunjuk sebagai wakil presiden RI yang kemudian naik pangkat menggantikan Soeharto menjadi presiden RI.
  • Orde Baru/Soeharto - Tahun 1967 - 1998

    Orde Baru/Soeharto - Tahun 1967 - 1998
    Setelah menjadi presiden, Soeharto segera melakukan indoktrinasi Pancasila dengan visi utamanya yaitu untuk menerapkan nilai Pancasila dan UUD 1945 dalam aspek kehidupan masyarakat. Dalam periode Orde Baru, kondisi politik dan ekonomi Indonesia menguat dengan beberapa kebijakan sang presiden. Meski begitu, praktik korupsi juga marak terjadi yang memicu aksi demo mahasiswa dan masyarakat pada 4/5/1998. Presiden Soeharto pun mengundurkan diri pada 21/5/1998 karena besarnya gelombang demonstrasi.
  • Gus Dur - Tahun 1999 - 2001

    Gus Dur - Tahun 1999 - 2001
    Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah presiden ke-4 yang dikenal dengan pemikiran visionernya. Beliau banyak membuat keputusan yang melindungi hak-hak minoritas seperti mencabut larangan perayaan tahun baru Imlek, menjadikan Konfusianisme (Konghucu) sebagai agama resmi di Indonesia, serta memberi kebebasan pada pers dan jurnalis agar tidak selalu dipantau aktivitasnya. Beliau juga memiliki hubungan baik dengan Israel yang membuat sekelompok masyarakat tidak suka sehingga MPR memakzulkan beliau.
  • Megawati - Tahun 2001 - 2004

    Megawati - Tahun 2001 - 2004
    Megawati Soekarnoputri adalah presiden ke-5 Indonesia sekaligus putri sulung Soekarno. Beliau adalah presiden wanita pertama Indonesia. Beliau juga merupakan ketua umum P-DIP, dan berperan penting dalam penciptaan KPK. Awalnya beliau tidak ingin terjun ke dunia politik, namun karena dibujuk oleh salah satu anggota PDI, beliau setuju. Bahkan beliau menjadi ketua umum PDI pada 1993. Singkat cerita, PDI memenangkan Pemilu 1999 hingga pada 23/7/2001 MPR menunjuk Megawati untuk menjadi presiden ke-5.
  • Susilo Bambang Yudhoyono - Tahun 2004 - 2014

    Susilo Bambang Yudhoyono - Tahun 2004 - 2014
    Bapak SBY adalah presiden ke-6 Indonesia dan presiden pertama yang dipilih secara langsung oleh rakyat melalui pemilu. Sebelum menjadi presiden, beliau sempat menjadi TNI-AD. Namun pada 2000, beliau mengundurkan diri dari bidang militer. Singkat cerita, SBY ditunjuk untuk menjadi Menteri Koordinatos Bidang Politik, Sosial, dan Keamanan. Lalu, di era presiden Megawati, SBY dipercaya menjabat kembali hingga 11/03/2004. Pada tahun 2004, SBY maju sebagai calon presiden dengan didampingi Jusuf Kalla.
  • Joko Widodo - Tahun 2014 - 2024

    Joko Widodo - Tahun 2014 - 2024
    Bapak Joko Widodo adalah presiden ke-7 yang berasal dari keluarga sederhana. Beliau memulai karier politik nya pada tahun 1998 dengan memilih P-DIP sebagai partainya. Pada 2005, Jokowi terpilih menjadi walikota Solo dengan total suara sebanyak 36,62%. Jokowi pun membawa banyak perubahan di Solo selama masa jabatannya. Beliau juga menjadi gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012. Tak lama kemudian, Jokowi mencalonkan diri menjadi presiden Indonesia dan berhasil memenangkan pemilu di 2 periode.
  • Prabowo Subianto - Tahun 2024 - Sekarang

    Prabowo Subianto - Tahun 2024 - Sekarang
    Prabowo adalah presiden ke-8 Indonesia. Beliau banyak menghabiskan masa kecilnya di luar negeri namun kembali dan melanjutkan pendidikan di Akademi Militer Magelang. Meski karier militernya cemerlang, namun beliau terpaksa berhenti karena terseret kasus penculikan aktivis pada 1998. Beliau mulai terjun ke dunia politik dan menjadi bagian dari Partai Golkar. Sesaat kemudian, beliau mendirikan Partai Gerindra dan mencalonkan diri menjadi presiden ke-8 Indonesia bersama Gibran Rakabuming Raka.