-
Jepang menyatakan perang terhadap Sekutu
Jepang menyatakan perang terhadap Sekutu, termasuk Belanda, setelah serangan Pearl Harbor pada 7 Desember 1941. -
Romusha
Kerja paksa yang dipaksa oleh pemerintah pendudukan Jepang untuk bekerja dalam proyek infrastruktur di Indonesia selama masa pendudukan Jepang (1942-1945). Romusha umumnya terdiri dari pemuda, terutama petani dan penganggur, yang dimobilisasi untuk membantu upaya perang Jepang melawan Sekutu. -
Jepang mendarat di Indonesia pertama kalinya
Jepang pertama kali mendarat di Indonesia pada tanggal 11 Januari 1942 di Tarakan, Kalimantan Timur. Setelah itu, Jepang berhasil menguasai sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk Pulau Jawa, dalam waktu yang relatif singkat. -
Pasukan Jepang mendarat di Banten dan Jawa Timur
Pasukan Jepang mendarat di dua wilayah utama di Indonesia pada awal 1942, yaitu di Banten (Jawa Barat) dan Jawa Timur. Pendaratan di Banten, yang dipimpin oleh Jenderal Imamura, terjadi pada 1 Maret 1942. Sementara itu, pendaratan di Jawa Timur terjadi di beberapa lokasi seperti Eretan Wetan (Indramayu) dan Kragan (Rembang). -
Awal pendudukan resmi Jepang di Indonesia
Pendudukan resmi Jepang di Indonesia dimulai pada tanggal 8 Maret 1942, ketika Panglima Tertinggi Hindia Belanda (Belanda) menyerah tanpa syarat di Kalijati, Subang. Sebelumnya, Jepang telah tiba di Indonesia pada tanggal 11 Januari 1942 di Tarakan, Kalimantan Timur. -
Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang di Kalijati, Subang
Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Penyerahan ini ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kalijati oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Tjarda van Starkenborgh Stachouwer, dan Komandan Angkatan Perang Belanda di Jawa, Letnan Jenderal Heindrik Ter Poorten. Perjanjian ini menandai berakhirnya kekuasaan Belanda di Indonesia dan awal pendudukan Jepang. -
Heiho
Heiho (兵補, Heiho, 'Tentara Pembantu') adalah pasukan yang terdiri dari bangsa Indonesia yang dibentuk oleh tentara pendudukan Jepang di Indonesia pada masa Perang Dunia II. -
PUTERA
Pusat Tenaga Rakyat (PUTERA) adalah organisasi yang dibentuk oleh Jepang selama pendudukan di Indonesia pada tahun 1943. Tujuan awal PUTERA adalah untuk memobilisasi potensi rakyat guna membantu Jepang dalam perang Pasifik, namun PUTERA justru digunakan untuk mempersiapkan mental rakyat dalam merebut kemerdekaan. -
PETA
PETA (Pembela Tanah Air) adalah organisasi militer yang dibentuk oleh pemerintah Jepang di Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Tujuan dibentuknya PETA adalah untuk mendapatkan bantuan pasukan dari rakyat Indonesia dalam Perang Asia Timur Raya. PETA juga berperan dalam menjaga keamanan wilayah Pulau Jawa, Bali, dan Sumatera dari serangan pasukan sekutu. -
Jepang memberikan janji kemerdekaan
Jepang memberikan janji kemerdekaan secara samar kepada Indonesia sebagai strategi politik untuk memenangkan dukungan rakyat Indonesia dalam menghadapi tekanan dari sekutu. Hal ini dilatarbelakangi oleh semakin merosotnya kekuatan Jepang di Asia setelah pertempuran di Pasifik. Jepang ingin menarik simpati dan dukungan dari rakyat Indonesia, memperkuat posisinya di Asia Timur, dan mendapatkan keuntungan dari kekayaan SDA Indonesia. -
Jawa Hokokai
Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa) adalah organisasi yang dibentuk oleh Jepang selama penjajahan di Indonesia untuk menumbuhkan persatuan dan semangat rakyat, terutama di Pulau Jawa. Tujuan utama pembentukan Jawa Hokokai adalah untuk mendapatkan dukungan rakyat dalam menghadapi Perang Asia Timur Raya. -
Jepang resmi mengumumkan menyerah tanpa syarat
Jepang secara resmi menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 14 Agustus 1945, dan diumumkan lewat radio oleh Kaisar Hirohito sehari kemudian, pada 15 Agustus 1945. -
Kuniaki Koiso menyatakan bahwa Indonesia akan diberi kemerdekaan di masa depan.
Perdana Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso, memang menyatakan janji kemerdekaan kepada Indonesia pada 7 September 1944. Pernyataan ini dikenal sebagai "Janji Koiso" atau "Janji Kemerdekaan To Indo". Janji tersebut dijanjikan oleh Kekaisaran Jepang untuk diberikan kepada bangsa Indonesia "di kemudian hari". -
PPKI Dibentuk
PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) adalah badan yang dibentuk Jepang untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Badan ini didirikan pada 7 Agustus 1945 untuk menggantikan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). PPKI memiliki tugas untuk merumuskan dasar-dasar negara dan mempersiapkan proklamasi kemerdekaan. -
Soekarno, Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat dipanggil ke Dalat, Vietnam oleh Jepang
Soekarno, Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat dipanggil ke Dalat, Vietnam oleh Jepang pada tanggal 9 Agustus 1945. Mereka dipanggil untuk bertemu dengan Marsekal Terauchi dan membahas rencana kemerdekaan Indonesia lebih lanjut. Pemanggilan ini terjadi karena posisi Jepang dalam Perang Asia Timur Raya semakin terdesak, dan Jepang berniat untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. -
Jepang menyerah kepada sekutu
Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945 (atau 15 Agustus 1945 menurut waktu Jepang) setelah serangkaian peristiwa yang menghancurkan, termasuk pengeboman atom di Hiroshima dan Nagasaki, serta serangan militer dari Uni Soviet. -
Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok adalah peristiwa penting dalam sejarah Indonesia yang terjadi pada 16 Agustus 1945 di Rengasdengklok, Karawang. Peristiwa ini melibatkan penculikan Soekarno dan Hatta oleh golongan muda untuk mempercepat proklamasi kemerdekaan Indonesi -
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia oleh Soekarno dan Hatta
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945, yang dibacakan oleh Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat. -
Sidang Pertama PPKI
Melalui sidang ini, PPKI menghasilkan beberapa keputusan penting untuk pembentukan negara Indonesia. Salah satu hasil sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945 adalah mengesahkan UUD 1945 sebagai konstitusi negara. -
Sidang Kedua PPKI
Sidang kedua diadakan sehari setelah sidang pertama. Fokus pembahasan pada sidang kedua ini adalah membahas mengenai wilayah di Indonesia serta mengatur pemerintahannya. Sidang kedua menghasilkan keputusan untuk membentuk berbagai kementerian yang akan membantu presiden dalam menjalankan pemerintahan. -
Sidang Ketiga PPKI
Sidang ketiga PPKI yang diselenggarakan pada 22 Agustus 1945 menghasilkan beberapa keputusan penting, termasuk pembentukan komite nasional, Partai Nasional Indonesia (PNI), dan Badan Keamanan Rakyat (BKR). PPKI juga membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bertugas membantu Presiden sampai MPR/DPR terbentuk. -
PPKI dibubarkan
PPKI, yang sebelumnya bertugas mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, dibubarkan setelah sidang ketiga pada tanggal 22 Agustus 1945. Pembubaran PPKI ini diikuti dengan pembentukan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang berfungsi sebagai parlemen sementara. -
Pembentukan Komite Nasional Indonesia
Komite Nasional Indonesia (KNI) atau Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dibentuk pada tanggal 22 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pembentukan KNI bertujuan untuk membantu Presiden dalam menjalankan tugas kenegaraan sebelum terbentuknya Majelis Perwakilan Rakyat (MPR). KNI juga bertugas sebagai badan penasehat Presiden. -
Insiden Bendera di Hotel Yamato
Insiden Hotel Yamato adalah peristiwa penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia, di mana pemuda Surabaya merobek bendera Belanda yang dikibarkan di Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) pada 19 September 1945. Bendera Belanda tersebut, dengan warna merah-putih-biru, dirobek hingga menyisakan warna merah dan putih, menjadi lambang Merah Putih Indonesia. -
Pembentukan Tentara Keamanan Rakyat
Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang kemudian menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI), dibentuk pada tanggal 5 Oktober 1945, berdasarkan maklumat Pemerintah Republik Indonesia. Pembentukan TKR merupakan hasil dari penyempurnaan fungsi Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan bertujuan untuk menjaga kedaulatan Indonesia pasca-merdeka, terutama di tengah ancaman kedatangan tentara Sekutu. -
Pertempuran besar di Surabaya
Pertempuran Surabaya yang terjadi pada 10 November 1945 merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pertempuran ini terjadi antara pasukan Indonesia, terutama rakyat Surabaya, melawan pasukan Sekutu yang dipimpin oleh Inggris. Puncak pertempuran ini diperingati sebagai Hari Pahlawan. -
Pembentukan Negara Indonesia Timur
Negara Indonesia Timur (NIT) adalah negara bagian yang dibentuk di wilayah Indonesia bagian timur oleh Belanda setelah Perang Dunia II, dengan tujuan untuk memaksa Republik Indonesia menerima bentuk negara federasi. Pembentukan NIT terjadi setelah Konferensi Malino dan Konferensi Denpasar yang diadakan pada tahun 1946. -
Perjanjian linggarjati
Perjanjian Linggarjati adalah perjanjian yang ditandatangani antara pemerintah Indonesia dan Belanda di desa Linggarjati, Kuningan, Jawa Barat pada 15 November 1946. Perjanjian ini merupakan hasil perundingan yang membahas status kemerdekaan Indonesia dan pengakuan de facto oleh Belanda. -
Agresi Militer Belanda 1
Agresi Militer Belanda I, yang juga dikenal sebagai Operatie Product, adalah serangan militer Belanda terhadap wilayah Indonesia yang dikuasai Republik Indonesia pada 21 Juli - 5 Agustus 1947. Serangan ini terjadi setelah disetujuinya Perjanjian Linggarjati dan Belanda memiliki tafsiran berbeda terkait perjanjian tersebut. -
Komisi Tiga Negara (KTN) dibentuk oleh PBB.
KTN dibentuk untuk menengahi perselisihan antara Indonesia dan Belanda setelah Agresi Militer Belanda 1. -
Perjanjian renville
Perjanjian Renville adalah perjanjian yang disepakati antara Indonesia dan Belanda pada tanggal 17 Januari 1948 di kapal perang USS Renville di Jakarta. Perjanjian ini ditandatangani oleh perwakilan Indonesia, P.M. Amir Sjarifoeddin, dan perwakilan Belanda. Perjanjian ini bertujuan untuk menyelesaikan sengketa antara Indonesia dan Belanda, terutama terkait dengan implementasi Perjanjian Linggarjati yang sebelumnya telah dilanggar oleh Belanda. -
Peberontakan PKI Madiun
Pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948, yang juga dikenal sebagai Peristiwa Madiun, adalah sebuah konflik bersenjata yang melibatkan Partai Komunis Indonesia (PKI) melawan pemerintah Republik Indonesia. Pemberontakan ini dimulai pada 18 September 1948 di Madiun, Jawa Timur, dan berakhir tiga bulan kemudian setelah pasukan TNI merebut kembali kota tersebut. -
Agresi Militer Belanda 2
Agresi Militer Belanda II, yang juga dikenal sebagai Operatie Kraai (Operasi Gagak), adalah serangan militer yang dilancarkan Belanda terhadap Republik Indonesia pada tanggal 19 Desember 1948. Serangan ini bertujuan untuk merebut kembali Yogyakarta, yang saat itu menjadi ibu kota RI, dan menggulingkan pemerintahan Republik Indonesia. -
Serangan Umum 1 Maret
Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah peristiwa penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, di mana pasukan Tentara Republik Indonesia (TNI) dan rakyat berhasil merebut kembali Yogyakarta dari tangan Belanda selama enam jam. Peristiwa ini dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap Agresi Militer Belanda II dan juga sebagai bukti bahwa Republik Indonesia masih eksis dan berdaulat. -
Persetujuan Roem–Royen ditandatangani.
Persetujuan Roem–Royen ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Jakarta, merupakan hasil perundingan antara delegasi Republik Indonesia dan Belanda yang dimediasi Komisi PBB untuk Indonesia. Perjanjian ini bertujuan untuk mengakhiri konflik militer dan membuka jalan menuju pengakuan kedaulatan Indonesia. Delegasi Indonesia dipimpin Mohammad Roem dan delegasi Belanda dipimpin Jan Herman van Royen, sehingga perjanjian ini dinamai Perjanjian Roem-Royen. -
Konferensi meja bundar
Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah sebuah konferensi yang diadakan di Den Haag, Belanda, pada 23 Agustus hingga 2 November 1949. Tujuan utamanya adalah untuk mencapai kesepakatan antara Indonesia dan Belanda mengenai pengakuan kedaulatan Indonesia. -
Belanda mengakui kedaulatan Indonesia sebagai Republik Indonesia Serikat
Belanda mengakui kedaulatan Indonesia sebagai Republik Indonesia Serikat (RIS) setelah Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 27 Desember 1949. Pengakuan ini menandai berakhirnya kolonialisme Belanda di Indonesia dan penyerahan kekuasaan kepada bangsa Indonesia. -
Pembubaran RIS, Indonesia kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Pembubaran Republik Indonesia Serikat (RIS) pada 17 Agustus 1950 menandai berakhirnya bentuk negara federal di Indonesia dan kembali ke bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pembubaran RIS terjadi setelah beberapa negara bagian RIS, termasuk Negara Indonesia Timur dan Sumatra Timur, bergabung dengan NKRI.