Sejarah Indonesia dari Masa Kemerdekaan hingga Masa Sekarang

By kl3r
  • Langkah Awal Jepang

    Langkah Awal Jepang
    Penduduk di Jepang terus bertambah banyak dan mereka membutuhkan sumber daya alam yang lebih banyak untuk memenuhi semua kebutuhan mereka sehari-harinya. Jepang juga merasa bahwa ia memiliki kekuatan yang setara dengan Inggris dan Amerika, oleh sebab itu mereka merasa terdorong untuk segera menguasai Asia. Namun setelah kalah dari China, Jepang mulai pergi ke negara-negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pada akhirnya, Belanda menyerahkan Indonesia kepada Jepang pada tanggal 8 Maret 1942.
  • Jepang Menguasai Indonesia

    Jepang Menguasai Indonesia
    Saat Jepang menguasai Indonesia mereka disambut baik oleh rakyat Indonesia karena dianggap sebagai penyelamat dari penjajahan Belanda.
    Pada akhir tahun 1944, posisi Jepang dalam Perang Asia Pasifik semakin terdesak. Untuk menghadapi musuh, pada tanggal 7 September 1944 Jenderal Kuniaki Koiso menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sebagai buktinya, ia mengijinkan pengibaran bendera merah putih di kantor- kantor, tetapi harus berdampingan dengan bendera Jepang.
  • Masa Orde Lama

    Masa Orde Lama
    Orde Lama adalah masa pemerintahan pertama Indonesia, yang ditandai dengan kepemimpinan Soekarn. Masa Orde Lama mulai dari kemerdekaan (1945) hingga jatuhnya kekuasaan Soekarno (1966). Masa Orde Lama memiliki dua periode sistem pemerintahan, yaitu demokrasi liberal dengan sistem parlementer (1945-1959) dan demokrasi terpimpin dengan sistem presidensial (1959-1965). Terjadi juga penyimpangan aturan yang tidak sesuai dengan UUD 1945 dan Pancasila, yaitu penetapan presiden di luar UUD 1945.
  • Terbentuknya BPUPKI

    Terbentuknya BPUPKI
    Pada 1 Maret 1945, Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) diumumkan, lalu diresmikan pada tanggal 29 April 1945. BPUPKI diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dengan anggota yang berasal dari Indonesia sebanyak 60 orang dan 7 orang Jepang yang tidak memiliki hak suara. BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama dilaksanakan pada 29 Mei - 1 Juni 1945 dan sidang kedua pada 10 - 17 Juli 1945.
  • Sidang Pertama BPUPKI

    Sidang Pertama BPUPKI
    Sidang BPUPKI yang pertama membahas tentang dasar negara Indonesia merdeka. Dalam sidang ini, tiga tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, yaitu Mr. Mohammad Yamin, Mr Soepomo, dan Ir Soekarno mengusulkan idenya tentang lima sila dasar negara Republik Indonesia atau Pancasila. Lalu, pada tanggal 1 Juni 1945, Pancasila dikemukakan oleh Soekarno . Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan menyusun rumusan Piagam Jakarta yang berisi Pancasila dan menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
  • Sidang Kedua BPUPKI

    Sidang Kedua BPUPKI
    Pada tanggal 10 Juli 1945, sidang kedua BPUPKI membahas tentang rancangan Undang-Undang Dasar (UUD) dan bentuk negara. Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Soekarno dengan 19 anggota lainnya sepakat untuk menjadikan Piagam Jakarta inti dari pembukaan UUD. Suatu panitia kecil yang diketuai Soepomo dan 7 anggota lainnya merumuskan batang tubuh UUD. Pada tanggal 14 Juli 1945 Panitia Perancang UUD melaporkan hasil kerja dan pada tanggal 16 Juli 1945, BPUPKI menerima naskah UUD.
  • Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki

    Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki
    Pada tanggal 6 Agustus 1945, Amerika Serikat menjatuhkan sebuah bom atom di Hiroshima dan pada tanggal 9 Agustus 1945 di Nagasaki. Hal ini menyebabkan Kaisar Hirohito untuk menyatakan bahwa Jepang telah kalah perang pada tanggal 15 Agustus 1945 lewat radio nasional. Berita ini di dengar oleh Sutan Syahrir yang berpikir bahwa ini adalah kesempatan agar Indonesia bisa merdeka dan Jepang tidak lagi menguasai Indonesia. Ia juga berpikir bahwa Soekarno dan Hatta harus segera melaksanakan proklamasi.
  • Rumah Djiaw Kie Siong

    Rumah Djiaw Kie Siong
    Rumah yang digunakan para pemuda untuk mengamankan Soekarno dan Hatta dari Pemerintahan Jepang adalah rumah seorang keturunan chinese yaitu Djiauw kie siong. Mereka memilih rumah tersebut karena terlihat lebih aman, akses jalan menuju rumah tersebut harus melewati semak-semak belukar dan persawahannya tidak berada dalam pengawasan Jepang.
  • Peristiwa Rengasdengklok

    Peristiwa Rengasdengklok
    Peristiwa Rengasdengklok yang terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 adalah peristiwa yang sangat penting dalam sejarah Indonesia. Para pemuda yaitu, Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh menculik Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok agar proklamasi segera dilakukan tanpa bantuan PPKI. Namun, tokoh-tokoh tua menginginkan sebaliknya. Ahmad Soebarjo menjadi penengah diantara dua golongan itu dan akhirnya mereka sepakat untuk memproklamasikan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jakarta.
  • Di Rumah Laksamana Maeda

    Di Rumah Laksamana Maeda
    Pada malam 16 Agustus 1945, pukul 20:00, Soekarno dan Hatta pergi ke Jakarta. Pada pukul 23:00, mereka tiba di Jakarta dan menggunakan rumah Laksamana Maeda sebagai tempat rapat. Kalimat pertama dari teks proklamasi merupakan saran Ahmad Subardjo. Kalimat terakhir merupakan saran dari Hatta. Pada pukul 4:00 pagi, Soekarno membacakan hasilnya kepada semua yang hadir di tempat itu dan mereka sepakat bahwa Soekarno dan Hatta yang harus mentandatangani teks proklamsi tersebut dan membacanya nanti.
  • Soekarno Membaca Teks Proklamasi

    Soekarno Membaca Teks Proklamasi
    Sukarni juga mengusulkan agar pembacaan proklamasi dilakukan di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, rumah soekarno dan usulan itu diterima. Keesokan harinya, tepat pukul 10.00 pagi, upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia dimulai. Setelah pidato dan pembacaan proklamasi selesai, pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat dan S.Suhud dilakukan. Rakyat yang hadir serempak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan upacara proklamasi ditutup oleh Wali Kota Jakarta, Suwiryo.
  • Sidang Pertama PPKI

    Sidang Pertama PPKI
    Pada tanggal 18 Agustus 1945, pukul 11:30, dilaksanakan sidang pertama PPKI. Hasil dari sidang tersebut adalah Piagam Jakarta yang dibuat oleh BPUPKI dijadikan rancangan awal dan dengan sedikit perubahan disahkan menjadi UUD, yang terdiri atas 37 Pasal, 4 Pasal Aturan Peralihan dan 2 Ayat Aturan Tambahan dengan penjelasannya. Selain itu, Soekarno dan Hatta diangkat sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia. Dibentuk juga Komite Nasional karena belum ada DPR atau MPR pada awal kemerdekaan.
  • Soekarno, Presiden Pertama Indonesia

    Soekarno, Presiden Pertama Indonesia
    Ir. Soekarno atau biasa dipanggil Bung Karno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 dan wafat pada tanggal 21 Juni 1970. Beliau lahir di Peneleh, Surabaya, Jawa Timur dengan nama Kusno (Koesno). Akan tetapi, karena ia sering sakit maka ketika berumur 11 tahun, namanya diubah menjadi Soekarno oleh ayahnya. Beliau adalah seorang negarawan, orator dan Presiden Indonesia pertama yang menjabat sejak tahun 18 Agustus 1945 hingga 12 Maret 1967.
  • Sidang Kedua PPKI

    Sidang Kedua PPKI
    Hasil dari sidang kedua PPKI adalah Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi, yaitu Sunda Kecil, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Maluku dan Sulawesi, yang masing-masing dipimpin oleh gubernur. Dibentuk juga Komite Nasional Daerah untuk setiap provinsi, serta 12 departemen dan 4 non departemen. 4 pejabat negara juga diangkat untuk menjadi ketua dari beberapa lembaga negara, yaitu Kusumah Atmaja, Gatot Tarunamiharja, A.G. Pringgodigdo, dan Sukarjo Wiryopranoto.
  • Sidang Ketiga PPKI

    Sidang Ketiga PPKI
    Hasil sidang ketiga PPKI adalah pada tanggal 22 Agustus 1945, dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) untuk menjaga keamanan Indonesia. Pada tanggal 29 Agustus 1945, dibentuklah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk pemilu di masa yang akan datang dan dijadikan pusat dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Lalu, perencanaan untuk membentuk PNI dengan tujuan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang adil, makmur, dan berdaulat. Ketua dari PNI adalah Soekarno.
  • Insiden Hotel Yamato

    Insiden Hotel Yamato
    Insiden Hotel Yamato (sekarang Hotel Majapahit) adalah insiden yang terjadi di Surabaya. Saat tentara Belanda mengibarkan bendera merah-putih-biru di hotel tersebut, itu memicu kemarahan rakyat Surabaya yang telah merdeka. Hariyono dan Kusno Wibowo memanjat Hotel Yamato itu dan merobbek warna biru dari bendera Belanda. Aksi perobekan bendera ini menjadi simbol perjuangan kemerdekaan Indonesia. Insiden ini kemudian menjadi pemicu pertempuran 10 November di Surabaya.
  • Kedatangan Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI)

    Kedatangan Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI)
    Kemerdekaan Indonesia tidak diakui dan tidak disetujui oleh banyak pihak asing. Pada 29 September 1945, Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI) mendarat di Tanjung Priok. Mereka datang dengan diboncengkan oleh Netherland Indies Civil Administration (NICA). Tujuan AFNEI datang ke Indonesia adalah untuk menerima kekuasaan dari Jepang dan membebaskan tentara AFNEI. AFNEI ini disambut baik oleh rakyat. Namun, setelah tahu mereka diboncengkan oleh NICA, Indonesia mulai melakukan perlawanan.
  • Pertempuran Medan Area

    Pertempuran Medan Area
    Pada tanggal 13 Oktober 1945, salah seorang pejabat Belanda pergi ke pusat kota dan mencuri lencana merah-putih (bendera Indonesia) milik seorang remaja laki-laki di luar Hotel Medan dan menginjak-injaknya. Hal ini memicu kemarahan dan berubah menjadi pertempuran.
  • Pertempuran Lima Hari di Semarang

    Pertempuran Lima Hari di Semarang
    Pada tanggal 15-20 Oktober 1945 Pertempuran Lima Hari di Semarang terjadi. Peristiwa bersejarah ini melibatkan pasukan TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan pemuda Semarang melawan sisa-sisa pasukan Jepang yang bertahan di Indonesia. Untuk mengakhiri pertempuran, para pasukan dari kedua pihak mengadakan perundingan dengan perwakilan dari TKR, yaitu Kasman Singodimedjo dan Mr. Sartono. Lalu perwakilan Jepang, yaitu Letnan Kolonel Nomura dan sekutu lainnya, yaitu Brigadir Jenderal Bethel.
  • Pertempuran Ambarawa

    Pertempuran Ambarawa
    Pertempuran Ambarawa adalah pertempuran besar yang terjadi anatar TKR dan pasukan Inggris. Peristiwa ini berlangsung dari tanggal 20 November 1945 hingga 15 Desember 1945. Peristiwa ini dikenal juga dengan sebutan Palagan Ambarawa dan adalah salah satu simbol perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Pada tanggal 15 Desember 1945 TNI berhasil mengusir pasukan Inggris dari Ambarawa dan hari itu diperingati sebagai Hari Juang Kartika atau Hari Infanteri oleh TNI.
  • Pertempuran 10 November di Surabaya

    Pertempuran 10 November di Surabaya
    Ini adalah peristiwa yang muncul karena insiden Hotel Yamato sebelumnya. Pertempuran ini menjadi puncak perlawanan rakyat Surabaya terhadap pasukan Sekutu yang ingin mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Insiden ini adalah menjadi puncak dimana para rakyat melawan sukutu dengan semangat juang yang tinggi. Sekarang, 10 November ditetapkan sebagai Hari Pahlawan Nasional untuk mengenang pengorbanan para pahlawan.
  • Bandung Lautan Api

    Bandung Lautan Api
    Bandung Lautan Api adalah peristiwa pembakaran sengaja yang dilakukan oleh rakyat Bandung untuk mencegah pasukan Inggris dan NICA dalam menggunakan kota Bandung sebagai markas militer. Sekitar 200.000 penduduk Bandung membakar rumah dan bangunan milik pasukan Inggris dan NICA, lalu meninggalkan kota Bandung menuju pegunungan di selatan Bandung.
  • Perundingan Linggarjati

    Perundingan Linggarjati
    Pada akhirnya dunia internasional melakukan penyelesaian melalui perundingan Linggarjati. (10 November 1946 - 25 Maret 1947) Belanda mengakui secara de facto wilayah Sumatra, Jawa, dan Madura. Republik Indonesia dan Belanda sepakat membentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS), di mana salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia. Dalam bentuk RIS, Indonesia harus tergabung dalam persemakmuran Belanda dengan ratu Belanda sebagai ketuanya. Tetapi, Belanda mengingkari janjinya.
  • Puputan Margana

    Puputan Margana
    Puputan Margana adalah peristiwa dimana rakyat Bali melawan penjajahan Belanda, di mana pasukan Ciung Wanara, yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai, bertempur dengan semangat pantang menyerah. Perang ini terjadi karena Perjanjian Linggarjati yang tidak mengakui Bali sebagai bagian dari wilayah Republik Indonesia. Perjanjian tersebut hanya mengakui Jawa, Sumatera, dan Madura sebagai wilayah RI, sehingga menimbulkan ketegangan di Bali yang kemudian memicu perlawanan oleh pasukan Ciung Wanara.
  • Agresi Militer Benda I

    Agresi Militer Benda I
    Agresi Militer Belanda I atau Operatie Product adalah serangan militer Belanda terhadap wilayah Republik Indonesia di Jawa dan Sumatra yang berlangsung dari 21 Juli hingga 5 Agustus 1947. Serangan ini dilakukan karena Belanda ingin menguasai kembali sumber daya alam Indonesia, khususnya di Jawa dan Sumatra dan melemahkan kekuatan Republik Indonesia.
  • Perundingan Renville

    Perundingan Renville
    Hasil dari perundingan tersebut adalah Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Sumatra sebagai wilayah Republik Indonesia. Selain itu, TNI ditarik mundur dari daerah-daerah pendudukan Belanda di Jawa Barat dan Jawa Timur. Perundingan Renville ternyata juga diingkari oleh Belanda. Ternyata, Perundingan Renville ini diingkar oleh Belanda. Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer II.
  • Agresi Militer II

    Agresi Militer II
    Pada akhirnya, Belanda berhasil menduduki Yogyakarta. Soekarno dan Hatta juga ditangkap dan diasingkan ke Bangka. Selama Agresi Militer II, Belanda berpikir bahwa setelah menangkap Soekarno dan Hatta, maka pemerintah RI sudah tidak ada. Namun tanpa diduga, sebelum Yogyakarta jatuh, Pemerintah RI telah membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). PDRI ini dijalankan oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara. Dibentuk juga Komando Perang Gerilya yang dipimpin oleh Jenderal Sudirman.
  • Serangan Umum 1 Maret 1949

    Serangan Umum 1 Maret 1949
    Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah serangan militer yang dilakukan oleh pasukan Indonesia terhadap pasukan Belanda di Yogyakarta. Serangan ini dilakukan untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia akan terus berjuang. Pada pagi hari, serangan secara besar-besaran dilakukan di seluruh wilayah Divisi III/GM III. Para rakyat fokus untuk menyerang Ibu kota Republik yakni kota Yogyakarta karena disitulah tempat tinggal sejumlah wartawan asing, anggota delegasi UNCI, dan pengamat militer PBB.
  • Perjanjian Roem-Roijen

    Perjanjian Roem-Roijen
    Setelah agresi militer II, dilakukanlah perjanjian Roem-Roijen. Perjanjian Roem-Roijen adalah sebuah perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang dimulai pada tanggal 17 April 1949 dan akhirnya ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Perjanjian ini menghasilkan resolusi mendesak supaya permusuhan antara Indonesia dan Belanda segera dihentikan dan pemimpin Indonesia yang ditahan segera dibebaskan. Kemudian rapatnya dilanjutkan ke konfrensi Meja Bundar (KMB).
  • Konferensi Meja Bundar

    Konferensi Meja Bundar
    Konferensi Meja Bundar (KMB) dilaksanakan di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus hingga 2 November 1949. Kesepakatan penyerahan kedaulatan Belanda kepa RIS terjadi pada tanggal 27 Desember 1949. Di Belanda, penyerahan kedaulatan dilakukan oleh Ratu Juliana kepada Dr. Moh. Hatta. Di Jakarta, penyerahan kedaulatan dilakukan A.H.J. Lovink kepada RIS, Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Penyerahan kedaulatan ini menandakan berakhirnya masa penjajahan Belanda di Indonesia secara formal.
  • Masa Orde Baru

    Masa Orde Baru
    Orde Baru adalah istilah bagi masa pemerintahan Presiden kedua Indonesia, Soeharto, yang menggantikan Orde Lama presiden sebelumnya, Soekarno. Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966 dan berakhir pada tahun 1998. Dalam jangka waktu tersebut, ekonomi Indonesia berkembang pesat, stabilitas politik, pembangunan infrastruktur, dan sejumlah pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM). Contohnya adalah penanganan G30S.
  • Soeharto, Presiden Indonesia Ke-2

    Soeharto, Presiden Indonesia Ke-2
    Soeharto lahir pada tanggal 8 Juni 1921 dan wafat pada tanggal 27 Januari 2008. Beliau lahir di Kemusuk, dekat kota Yogyakarta, pada masa kolonial Belanda. Beliau adalah seorang perwira militer dan politikus. Beliau mulai menjabat sebgai presiden dari tanggal 12 Maret 1967 hingga 21 Mei 1998. Pemerintahannya bertahan selama 31 tahu dan 70 hari yang membuatnya menjadi presiden dengan masa jabatan terlama dalam sejarah manusia.
  • B. J. Habibie, Presiden Indonesia Ke-3

    B. J. Habibie, Presiden Indonesia Ke-3
    Bacharuddin Jusuf Habibie atau dipanggil juga B. J. Habibie lahir pada tanggal 25 Juni 1936 dan wafat pada tanggal 11 September 2019. Beliau adalah presiden Indonesia pertama yang terlahir di luar Jawa. Beliau lahir di Parepare, Sulawesi Selatan. Ia berasal dari etnis Bugis, dari garis keturunan ayahnya yang berasal dari Kabila, Gorontalo dan etnis Jawa dari ibunya yang berasal dari Yogyakarta. Beliau menjabat dari tanggal 21 Mei 1998 hingga pada tanggal 20 Oktober 1999.
  • Abdurrahman Wahid, Presiden Indonesia Ke-4

    Abdurrahman Wahid, Presiden Indonesia Ke-4
    Abdurrahman Wahid atau dipanggil juga Gus Dur lahir pada tanggal 7 September 1940 dan wafat pada tanggal 30 Desember 2009. Beliau adalah plitikus Indonesia dan menjadi pemimpin organisasi Nahdlatul Ulama. Selain itu, beliau juga adalah pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Selama pemerintahannya, Abdurrahman Wahid dikenal dengan kebijakannya dan pemikirannya yang visioner. Beliau menjabat sebagai presiden dari tanggal 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001.
  • Megawati, Presiden Indonesia ke-5

    Megawati, Presiden Indonesia ke-5
    Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri lahir pada tanggal 23 Januari 1947 di Yogyakarta. Ia adalah presiden wanita pertama dan satu-satunya hingga saat ini. Ia diberi julukan "Ibu Penegak Konstitusi" karena berperan penting dalam membuat sebuah lembaga yaitu, Komisi Pemberantasan Korupsi yang bertugas untuk melawan korupsi di Indonesia. Beliau juga menetapkan sistem pemilihan umum untuk pertama kalinya di mana rakyat Indonesia dapat memilih presiden dan wakil presiden secara langsung.
  • Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Indonesia Ke-6

    Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Indonesia Ke-6
    Susilo Bambang Yudhoyono atau dikenal dengan inisialnya SBY, lahir pada tanggal 9 September 1949 di Patjitan, Jawa Timur. Ia adalah Presiden pertama di era Reformasi yang terpilih melalui Pemilihan Umum secara langsung. Sejak era Reformasi dimulai, SBY adalah Presiden Indonesia pertama yang menyelesaikan masa jabatannya selama 5 tahun (Pemilu Presiden 2004) dan berhasil terpilih kembali untuk periode kedua (Pemilu Presiden 2009).
  • Joko Widodo, Presiden Indonesia Ke-7

    Joko Widodo, Presiden Indonesia Ke-7
    Joko Widodo atau dikenal sebagai Jokowi lahir pada tanggal 21 Juni 1961 di Surakarta, Jawa Tengah. Jokowi lahir dengan nama Mulyono, kemudian diganti menjadi "Joko Widodo" karena namanya dianggap sebagai penyebab dirinya sakit-sakitan saat kecil. Sebelum menjadi politikus dan pengusaha Indonesia yang menjabat jadi presiden, beliau adalah anggota Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Ia adalah presiden Indonesia pertama yang bukan berasal dari elit politik atau militer.
  • Prabowo Subianto, Presiden Indonesia Ke-8

    Prabowo Subianto, Presiden Indonesia Ke-8
    Prabowo Subianto Joyohadikusumo lahir pada tanggal 17 Oktober 1951. Beliau adalah seorang politikus, pengusaha dan purnawirawan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Sebelumnya, beliau pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan ke-26 di bawah kepemimpinan presiden Joko Widodo dari tahun 2019 hingga 2024. Prabowo adalah presiden Indonesia ketiga yang memiliki latar belakang militer setelah Soeharto dan SBY, beliau juga adalah presiden tertua dalam sejarah Indonesia.