-
Jepang Menguasai Wilayah Indonesia
Saat Jepang menguasai Indonesia mereka disambut baik karena dianggap sebagai penyelamat/pembebas Bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Jepang secara resmi menggantikan Belanda pada tanggal 8 Maret 1942. Pada saat ini, Jenderal Hein ter Poorten dari pihak Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jenderal Hitoshi Imamura dari pihak Jepang di Kalijati, Subang. Penyerahan ini menandai berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia dan dimulainya pendudukan Dan kekuasaan Jepang. -
Janji Kemerdekaan dari Jepang
Pada akhir tahun 1944, posisi Jepang dalam Perang Asia Pasifik semakin terdesak. Jepang butuh mencari dukungan dari bangsa yang didudukinya dengan memberikan janji kemerdekaan. Pada tanggal 7 September 1944, Perdana Menteri Jenderal Kuniaki Koiso menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia. Janji ini dikemukakan di depan Parlemen Jepang, dengan tujuan untuk menarik simpati Indonesia. Sebagai buktinya, Jepang mengijinkan pengibaran Bendera Merah Putih, tetapi harus berdampingan dengan bendera Jepang. -
Pembentukan Badan Penyelidik Usaha - Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI)
Bahasa Jepangnya BPUPKI adalah Dokuritzu Junbi Chosakai. Berkaitan dengan janji yang telah dikemukakan oleh pihak Jepang, pada 1 Maret 1945, diumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. BPUPKI diketuai oleh Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat dan diresmikan pada tanggal 29 April 1945. Jumlah anggota BPUPKI yang berasal dari Indonesia ada sebanyak 60 orang dan 7 orang Jepang yang tidak memiliki hak suara. -
Sidang Pertama BPUPKI
Sidang pertama BPUPKI berlangsung pada tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945. Dalam sidang ini, para anggota membahas dasar negara yang akan menjadi landasan Indonesia merdeka. Mr. Mohammad Yamin, Prof. Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno menyempaikan gagasan mereka. Puncak sidang terjadi saat Ir. Soekarno menyampaikan pidato yang berisi lima prinsip dasar negara, yaitu kebangsaan, internasionalisme, demokrasi, kesejahteraan sosial, dan ketuhanan. Lima prinsip ini yang sekarang dikenal dengan nama Pancasila. -
Period: to
Sidang BPUPKI
BPUPKI mengadakan sidang 2x. Sidang pertama diselenggarakan dari tanggal 29 Mei hingga 1 Juli 1945, dan sidang kedua diselenggarakan dari tanggal 10 Juli hingga 17 Juli 1945. -
Sidang Kedua BPUPKI
Sidang kedua berlangsung dari 10 -17 Juli 1945, membahas tentang rancangan Undang-Undang Dasar dan bentuk negara. Mayoritas peserta sidang setuju dengan bentuk republik. Dibentuk juga Panitia Perancang UUD yang berisi 19 orang untuk mempercepat kerja sidang. Pada tanggal 14 Juli 1945 Panitia Perancang UUD:
• Pernyataan Indonesia Merdeka
• Pembukaan Undang-Undang Dasar
• Batang Tubuh UUD Pada tanggal 16 Juli 1945, BPUPKI menerima dengan bulat naskah Undang-Undang Dasar yang telah dibentuk. -
Pengeboman Nagasaki dan Hiroshima
Peristiwa bom atom yang dijatuhkan ke Hiroshima pada 6 Agustus, 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945 yang membuat Kaisar Hirohito pada tanggal 15 Agustus 1945, lewat radio nasional menyatakan bahwa Jepang kalah perang dan menyerah tanpa syarat. Berita ini didengar oleh Sutan Syahrir dan segera memberitahu Soekarno dan Hatta agar segera melakukan proklamasi. Pengeboman ini melemahkan posisi Jepang di Indonesia dan membuka jalan bagi bangsa Indonesia untuk segera memproklamasikan kemerdekaannya. -
Period: to
Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
Peristiwa bom atom yang dijatuhkan ke Hiroshima pada 6 Agustus, 1945 dan Nagasaki pada 9 Agustus 1945 yang membuat Kaisar Hirohito pada tanggal 15 Agustus 1945, lewat radio nasional menyatakan bahwa Jepang kalah perang dan menyerah tanpa syarat. Berita ini didengar oleh Sutan Syahrir dan segera memberitahu Soekarno dan Hatta agar segera melakukan proklamasi. Pengeboman ini melemahkan posisi Jepang di Indonesia dan membuka jalan bagi bangsa Indonesia untuk segera memproklamasikan kemerdekaannya. -
Pembentukan PPKI
Setelah Jepang membubarkan BPUPKI, mereka membentuk PPKI pada 7 Agustus 1945 untuk merancang langkah-langkah menuju kemerdekaan. Namun, saat Jepang menyerah kepada Sekutu akibat bom yang dialami Jepang, para pemuda Indonesia mendesak agar kemerdekaan segera diproklamasikan tanpa campur tangan Jepang. Namun, karena Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta terlalu berhati-hati dan menunggu keputusan dari PPKI, para pemuda menculik mereka ke Rengasdengklok untuk menjauhkan mereka dari pengaruh Jepang. -
Perundingan Golongan Pemuda
Golongan pemuda mengadakan perundingan pada tanggal 15 Agustus 1945 dan diputuskan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan dari segala hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang. Perundingan itu menyatakan "bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak dan soal rakyat itu sendiri, tak dapat digantungkan kepada orang dan kerajaan lain. Jalan satu-satunya adalah memproklamasikan kemerdekaan oleh kekuatan bangsa Indonesia sendiri." Hasil keputusan disampaikan kepada Ir. Soekarno, namun ditolak olehnya. -
Peristiwa Rengasdengklok / Penculikan
Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, Soekarno dan Hatta diculik ke Rengasdengklok, Karawang oleh sejumlah pemuda, yaitu Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chaerul Saleh, untuk didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan. Akhirnya, terjadi kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta melalui mediasi Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan. Rumah yang dipakai adalah rumah Djiauw Kie Siong. -
Hasil dan Keputusan Akhir Perundingan Golongan Pemuda
Pada malam hari tanggal 16 Agustus Ahmad Soebarji menghampiri Soekarno ke Rengasdengklok setelah mengetahui rencana proklamasi yang sedangkan didiskusikan disitu. Ahmad soebarjo menjadi penengah antara kelompok pemuda dan Soekarno Hatta dan berhasil mencapai kesepakatan penting bahwa proklamasi Indonesia akan dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1945 dengan kesepakatan bersama bahwa lokasinya dilakukan di Jakarta. Dengan segera, pukul 20.00 WIB, mereka berangkat dari Rengasdengklok menuju Jakarta. -
Perumusan Teks Proklamasi di Rumah Laksamana Maeda
Mereka tiba di Jakarta pada pukul 23.00 dan menginap di rumah Laksamana Maeda. disinilah rumusan teks proklamasi disusun. Kalimat pertama merupakan saran dari Ahmad Subardjo, sedangkan kalimat terakhir merupakan saran dari Hatta. Kalimat pertama berisi pernyataan kehendak Bangsa Indonesia untuk merdeka dan kalimat kedua berisi pernyataan mengenai pemindahan kekuasaan. Akhirnya, pada pukul 04.00 WIB, Soekarno membacakan hasil rumusan itu dan disepakati secara bulat konsep proklamasi tersebut. -
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pada jam 10:00 pagi tanggal 17 Agustus 1945 di Jl. Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, di kediaman Ir. Soekarno. Upacara diawali dengan pembacaan naskah proklamasi oleh Ir. Soekarno, yang didampingi Muh. Hatta. Setelah itu, dilakukan pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat dan Suhud, diiringi lagu "Indonesia Raya" yang dikumandangkan oleh para hadirin. Upacara ini menjadi momen bersejarah lahirnya negara Republik Indonesia -
Sidang PPKI Pertama
Sidang pertama PPKI dilaksanakan pada 18 Agustus 1945, sehari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Dalam sidang ini, PPKI mengambil beberapa keputusan penting, yaitu menetapkan UUD 1945 sebagai konstitusi negara, memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden, serta membentuk Komite Nasional sebagai lembaga pembantu presiden sebelum terbentuknya parlemen. Sidang ini menandai langkah awal pembentukan sistem pemerintahan Indonesia yang merdeka. -
Presiden Pertama Indonesia
Presiden pertama Indonesia adalah Ir. Soekarno. Ia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bersama Mohammad Hatta pada 17 Agustus 1945 dan kemudian diangkat sebagai presiden pertama oleh PPKI pada 18 Agustus 1945. Soekarno dikenal sebagai tokoh proklamator dan pemimpin kharismatik yang berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan. Ia menjabat sebagai presiden dari tahun 1945 hingga 1967, dan dikenal juga sebagai penggagas dasar negara Pancasila. -
Period: to
Presiden Pertama Indonesia
Presiden pertama Indonesia adalah Ir. Soekarno. Ia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia bersama Mohammad Hatta pada 17 Agustus 1945 dan kemudian diangkat sebagai presiden pertama oleh PPKI pada 18 Agustus 1945. Soekarno dikenal sebagai tokoh proklamator dan pemimpin kharismatik yang berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan. Ia menjabat sebagai presiden dari tahun 1945 hingga 1967, dan dikenal juga sebagai penggagas dasar negara Pancasila. -
Sidang PPKI Kedua
Sidang kedua PPKI dilaksanakan pada 19 Agustus 1945. Dalam sidang ini, PPKI menetapkan pembagian wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi, masing-masing dipimpin oleh seorang gubernur. Serta dibentuk juga Komite Nasional Daerah untuk ditempatkan di tiap provinsi, untuk membantu presiden. Selain itu, sidang juga membentuk 12 kementerian untuk membantu menjalankan pemerintahan. Keputusan ini menunjukkan upaya serius PPKI dalam menyusun struktur pemerintahan Indonesia secara menyeluruh. -
Sidang Ketiga PPKI
Sidang ketiga PPKI dilaksanakan pada 22 Agustus 1945. Dalam sidang ini, dibentuk tiga lembaga penting untuk mendukung jalannya pemerintahan Indonesia, yaitu Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebagai badan legislatif, kemudian Partai Nasional Indonesia (PNI) sebagai partai tunggal untuk menghimpun kekuatan rakyat, dan Badan Keamanan Rakyat (BKR) sebagai cikal bakal angkatan bersenjata nasional. Sidang ini menandai langkah penting dalam memperkuat struktur negara Indonesia pascakemerdekaan. -
Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
Saat itu kemerdekaan Indonesia tidak diakui, banyak pihak asing yang tidak setuju. Selain itu, keberadaan tentara penjajah yang tersisa membuat mereka ingin kembali menguasai Indonesia. Pada 29 September 1945, Allied Forces Netherland East Indies (AFNEI) mendarat di Tanjung Priok. Ternyata, pasukan Sekutu datang dengan diikuti Netherland Indies Civil Administration (NICA). Tujuan utamanya adalah untuk menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang memulangkan tentara Jepang dan tentara Sekutu. -
Kedatangan Pasukan AFNEI dan NICA
Tujuan AFNEI:
- Melucuti tentara Jepang.
- Mengamankan wilayah Indonesia, terutama Jawa dan Sumatera.
- Membebaskan warga Eropa yang ditahan Jepang.
- Membantu mengembalikan pemerintahan sipil di Indonesia. Tujuan NICA:
- Mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia.
- Menduduki posisi kunci di Indonesia. Kedatangan tentara Sekutu mulanya disambut baik oleh Indonesia namun, setelah melihat NICA, yang ingin menguasai kembali daerah di Nusantara, bangsa Indonesia mulai melakukan perlawanan. -
Pertempuran Indonesia Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
- Insiden Hotel Yamato (19 September 1945) di Surabaya.
- Pertempuran Lima Hari di Semarang (15–19 Oktober 1945)
- Pertempuran 10 November di Surabaya
- Pertempuran Ambarawa (26 Oktober-15 Desember 1945)
- Bandung Lautan Api (24 Maret 1946)
- Puputan Margarana (20 November 1946) di Bali
- Pertempuran Medan Area (13 Oktober 1945 – 15 februari 1947)
- Serangan Umum 1 Maret 1949
-
Perundingan Linggarjati
Perundingan Linggarjati adalah perundingan antara Indonesia dan Belanda yang dilaksanakan pada 10 November 1946 - 25 Maret 1947, di Linggarjati, Jawa Barat. Dalam perundingan ini, Belanda mengakui secara de facto wilayah kekuasaan Republik Indonesia yang meliputi Jawa, Madura, dan Sumatera. Selain itu, disepakati juga bahwa Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk negara federal bernama Republik Indonesia Serikat (RIS) dan menjadi bagian dari Uni Indonesia-Belanda. -
Period: to
Perundingan-Perundingan Penting
Selama masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, ada 4 perundingan penting yang terjadi. Perundingan Linggarjati pada 10 November 1946 - 25 Maret 1947. Perundingan Renville pada 8 Desember 1947 - 17 Januari 1948. Perundingan Roem-Roijen pada 14 April - 7 Mei 1949. Dan terakhir Konferensi Meja Bundar pada 23 Agustus - 2 November 1949. -
Agresi Militer I
Agresi Militer 1 terjadi pada 21 Juli 1947, saat Belanda melakukan serangan pada wilayah Indonesia. Serangan ini dilakukan karena Belanda ingin menguasai kembali Indonesia. Dalam agresi ini, Belanda berhasil merebut beberapa kota penting di Jawa dan Sumatera. Meski secara militer Indonesia terdesak, TNI dan rakyat melakukan perlawanan sengit. Agresi ini juga mengundang kecaman internasional, yang kemudian mendorong gencatan senjata dan dilakukannya Perundingan Renville. -
Perundingan Renville
Perundingan Renville berlangsung dari 8 Desember 1947 - 17 Januari 1948 di atas geladak kapal Perang Amerika Serikat sebagai tempat netral USS Renville, yang berlabuh di Jakarta, dan dimediasi oleh KTN, untuk menyelesaikan konflik Agresi Militer Belanda 1. Perundingan ini menghasilkan kesepakatan bahwa wilayah Indonesia yang diakui hanya Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Sumatera. Mereka juga sepakat bahwa TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah pendudukan Belanda di Jawa Barat dan Jawa Timur. -
Agresi Militer II
Perundingan Renville dilanggar oleh pihak Belanda. Pada tanggal 19 Desember 1948, Belanda melakukan serangan militer, yaitu Agresi Militer II dan berhasil menduduki ibu kota Republik Indonesia saat itu, yaitu Yogyakarta. Tidak hanya itu, mereka juga menangkap para pemimpin penting, yaitu Ir. Soekarno dan Hatta, dan diasingkan ke Pulau Bangka. Selama agresi, Belanda melakukan propaganda dengan menyatakan bahwa pemerintahan Republik Indonesia telah runtuh setelah para pemimpinnya ditangkap. -
Perlawanan Indonesia Terhadap Agresi Militer Belanda II
Tanpa diduga pihak Belanda, sebelum Yogyakarta jatuh, pemerintah RI telah membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Sumatra Barat. Selain itu, dibentuk juga Komando Perang Gerilya yang dipimpin Jenderal Sudirman. Pasukan Indonesia yang sebelumnya ditarik dari daerah pendudukan Belanda diinstruksikan kembali ke daerah masing-masing untuk melaksanakan perang secara gerilya dan melakukan serangan umum pada 1 Maret 1949, dan akhirnya berhasil mengalahkan Belanda di Yogyakarta. -
Perundingan Roem-Roijen
Perundingan Roem-Roijen berlangsung pada bulan 17 April - 7 Mei 1949 di Jakarta. Perundingan ini bertujuan untuk mengakhiri konflik setelah Agresi Militer Belanda II. Namanya diambil dari kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem dan Herman van Roijen. Hasilnya, mereka setuju Indonesia akan menghentikan perang gerilya dan Belanda akan menarik pasukannya, serta mengembalikan pemerintahan RI ke Yogyakarta. Dan pemimpin Indonesia yang ditahan segera dibebaskan dan dilanjutkan ke konfrensi Meja Bundar. -
Konferensi Meja Bundar
Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus - 2 November 1949. Konfrensi Meja Bundar merupakan tindak lanjut dari perundingan Roem roijen. Dan pada tanggal 27 Desember 1949, pemerintah Belanda menyerahkan kedaulatan penuh atas Republik Indonesia Serikat. Penyerahan dan sekaligus pengakuan kedaulatan tersebut dilakukan di dua tempat, yaitu di Belanda dan di Indonesia. Penyerahan kedaulatan ini menandakan berakhirnya masa penjajahan Belanda di Indonesia secara resmi. -
Presiden Kedua Indonesia
Presiden kedua Indonesia adalah Jenderal Soeharto. Ia menjabat sebagai presiden setelah menggantikan Ir. Soekarno pada tahun 1967, secara resmi dilantik pada 27 Maret 1968. Soeharto dikenal sebagai pemimpin era Orde Baru yang berfokus pada stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi. Ia merupakan presiden Indonesia terlama yang memerintah di Indonesia, selama lebih dari 30 tahun, hingga mengundurkan diri pada tahun 1998 akibat krisis ekonomi dan tekanan politik, serta reformasi dari rakyat. -
Period: to
Presiden Kedua Indonesia
Presiden kedua Indonesia adalah Jenderal Soeharto. Ia menjabat sebagai presiden setelah menggantikan Ir. Soekarno pada tahun 1967, secara resmi dilantik pada 27 Maret 1968. Soeharto dikenal sebagai pemimpin era Orde Baru yang berfokus pada stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi. Ia merupakan presiden Indonesia terlama yang memerintah di Indonesia, selama lebih dari 30 tahun, hingga mengundurkan diri pada tahun 1998 akibat krisis ekonomi dan tekanan politik, serta reformasi dari rakyat. -
Presiden Ketiga Indonesia
Presiden ketiga Indonesia adalah B.J. Habibie. Ia menggantikan Soeharto setelah pengunduran dirinya pada 21 Mei 1998. Masa jabatan Habibie berlangsung singkat, hanya sekitar 1 tahun, namun penuh dengan perubahan penting. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mulai memasuki era reformasi dengan membuka ruang demokrasi, membebaskan tahanan politik, dan memperbaiki ekonomi pasca krisis 1998. Ia juga memegang peran penting dalam proses lepasnya Timor Timur dari Indonesia. -
Period: to
Presiden Ketiga Indonesia
Presiden ketiga Indonesia adalah B.J. Habibie. Ia menggantikan Soeharto setelah pengunduran dirinya pada 21 Mei 1998. Masa jabatan Habibie berlangsung singkat, hanya sekitar 1 tahun, namun penuh dengan perubahan penting. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mulai memasuki era reformasi dengan membuka ruang demokrasi, membebaskan tahanan politik, dan memperbaiki ekonomi pasca krisis 1998. Ia juga memegang peran penting dalam proses lepasnya Timor Timur dari Indonesia. -
Presiden Keempat Indonesia
Presiden keempat Indonesia adalah Abdurrahman Wahid, yang dikenal dengan sebutan Gus Dur. Ia menjabat sebagai presiden sejak 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001. Gus Dur merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan dikenal sebagai pemimpin yang memperjuangkan pluralisme serta hak asasi manusia. Masa kepemimpinannya diwarnai dengan berbagai kebijakan reformasi, namun juga menghadapi konflik politik yang akhirnya menyebabkan dirinya diberhentikan oleh MPR. -
Period: to
Presiden Keempat Indonesia
Presiden keempat Indonesia adalah Abdurrahman Wahid, yang dikenal dengan sebutan Gus Dur. Ia menjabat sebagai presiden sejak 20 Oktober 1999 hingga 23 Juli 2001. Gus Dur merupakan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan dikenal sebagai pemimpin yang memperjuangkan pluralisme serta hak asasi manusia. Masa kepemimpinannya diwarnai dengan berbagai kebijakan reformasi, namun juga menghadapi konflik politik yang akhirnya menyebabkan dirinya diberhentikan oleh MPR. -
Presiden Kelima Indonesia
Presiden kelima Indonesia adalah Megawati Soekarnoputri, putri dari Presiden pertama, Ir. Soekarno. Ia menjabat sejak 23 Juli 2001 - 20 Oktober 2004. Megawati menjadi presiden wanita pertama di Indonesia setelah menggantikan Abdurrahman Wahid. Dalam masa kepemimpinannya, ia berfokus pada stabilitas politik dan ekonomi pasca krisis, serta memperkuat lembaga-lembaga negara dalam era reformasi. Selain menjadi presiden, Megawati juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) -
Period: to
Presiden Kelima Indonesia
Presiden kelima Indonesia adalah Megawati Soekarnoputri, putri dari Presiden pertama, Ir. Soekarno. Ia menjabat sejak 23 Juli 2001 - 20 Oktober 2004. Megawati menjadi presiden wanita pertama di Indonesia setelah menggantikan Abdurrahman Wahid. Dalam masa kepemimpinannya, ia berfokus pada stabilitas politik dan ekonomi pasca krisis, serta memperkuat lembaga-lembaga negara dalam era reformasi. Selain menjadi presiden, Megawati juga merupakan ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) -
Presiden Keenam Indonesia
Presiden keenam Indonesia adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang menjabat selama dua periode dari tahun 2004 hingga 2014. Ia merupakan presiden pertama yang terpilih langsung oleh rakyat melalui pemilu. Masa kepemimpinannya dikenal dengan fokus pada stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi, serta peningkatan citra Indonesia di mata dunia. Ia juga melakukan pemberantasan korupsi, meskipun menghadapi berbagai tantangan politik dan kritik selama dua periode pemerintahannya. -
Period: to
Presiden Keenam Indonesia
Presiden keenam Indonesia adalah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang menjabat selama dua periode dari tahun 2004 hingga 2014. Ia merupakan presiden pertama yang terpilih langsung oleh rakyat melalui pemilu. Masa kepemimpinannya dikenal dengan fokus pada stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi, serta peningkatan citra Indonesia di mata dunia. Ia juga melakukan pemberantasan korupsi, meskipun menghadapi berbagai tantangan politik dan kritik selama dua periode pemerintahannya. -
Presiden Ketujuh Indonesia
Presiden ketujuh Indonesia adalah Joko Widodo (Jokowi), yang mulai menjabat sejak 20 Oktober 2014 hingga 20 Oktober 2024. Ia merupakan presiden pertama dari kalangan non-elite militer maupun politik Orde Baru. Sebelumnya, Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Kepemimpinannya dikenal dengan fokus pada pembangunan infrastruktur besar-besaran, reformasi pelayanan publik, serta penguatan ekonomi nasional. Ia juga terpilih kembali untuk periode kedua pada Pemilu 2019. -
Period: to
Presiden Ketujuh Indonesia
Presiden ketujuh Indonesia adalah Joko Widodo (Jokowi), yang mulai menjabat sejak 20 Oktober 2014 hingga 20 Oktober 2024. Ia merupakan presiden pertama dari kalangan non-elite militer maupun politik Orde Baru. Sebelumnya, Jokowi menjabat sebagai Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Kepemimpinannya dikenal dengan fokus pada pembangunan infrastruktur besar-besaran, reformasi pelayanan publik, serta penguatan ekonomi nasional. Ia juga terpilih kembali untuk periode kedua pada Pemilu 2019.