-
Konflik dengan Inggris Sejak timah ditemukan di Bangka pada pertengahan abad ke-18, Palembang dan wilayahnya incaran Britania dan Belanda. demi menjalin kontrak dagang, bangsa Eropa berniat menguasai Palembang. Awal mula penjajahan bangsa Eropa ditandai dengan penempatan Loji (kantor dagang). Di Palembang, loji pertama Belanda dibangun di Sungai Aur (10 Ulu).
-
Pemerintahan Inggris di Jawa ditandai dengan pengangkatan Thomas Stamford Raffles sebagai letnan gubernur jenderal, yang membawa pengaruh besar terhadap Sultan Hamengku Buwono II. Raffles berupaya memulihkan hak Raja Jawa yang dahulunya tidak didapatkan pada masa kekuasaan Daendels. Namun, kepemimpinan Raffles nyatanya tidak jauh berbeda dari kepemimpinan Daendels.
-
Pada 14 September 1811, terjadilah peristiwa bumi hangus dan pertikaian di loji Sungai Aur. Belanda pun menuduh Inggris yang memprovokasi Palembang untuk mengusir Belanda, namun Inggris justru menuduh Badaruddin II. Dalam kondisi yang sangat terdesak, Raffles tetap berharap dapat menguasai Bangka sebagai kompensasi. Permintaan Raffles ini tentu saja langsung ditolak oleh Badaruddin II. Akibatnya, Inggris mengirim pasukannya di bawah pimpinan Gillespie untuk menghukum Badaruddin II.
-
Untuk menghadapi serangan Inggris. Pasukan Sultan Barudin membangun pertahanan di setiap lokasi strategi. Salah satunya benteng Kuto besar. Selain itu Sultan Baruddin mempersiapkan rakit yang dilengkapi dengan meriam bersenjata api. Meskipun demikian pertahanan di perkuat. Kesultanan Palembang akhirnya jatuh ke tangan Inggris
-
Dampak
1. Jatuhnya Kraton Kesultanan Palembang
2. Pengasingan Sultan
3. Perubahaan Sistem Pemerintahan menjadi
Keresidenan -
Penangkapan ini dimulai dengan adanya kerjasama antara Paku Buwono IV dengan Hamengku Buwono II untuk melakukan perlawanan terhadap Inggris. Akan tetapi, rencana tersebut diketahui oleh pihak Inggris. Akhirnya, pada Juni 1812 Inggris menyerang keraton Yogyakarta dengan bantuan Notokusumo dan putra mahkota Hamengku Buwono III. Sementara itu, Hamengku Buwono ditangkap dan diasingkan ke pulau Penang oleh Inggris.
-
Geger Sepehi merupakan peristiwa penyerbuan Keraton Yogyakarta yang dilakukan oleh Inggris pada tanggal 19-20 Juni 1812 untuk menggulingkan Sultan Hamengkubuwana II yang menolak bekerjasama. Nama sepehi berasal dari pasukan Sepoy yang dipekerjakan oleh Inggris untuk menyerang keraton. Geger Sepoy tidak hanya menjadi sejarah kelam kekalahan yang meruntuhkan kewibawaan, namun juga menjadi tonggak lahirnya tata dunia baru di tanah Mataram.
-
Secara garis besar isi Perjanjian Giyanti adalah membagi Mataram menjadi dua bagian, yakni Kesunanan Surakarta di bawah kepemimpinan Pakubuwana III dan Kesultanan Yogyakarta di bawah kepemimpinan Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Hamengkubuwana I. Sebelumnya, keraton Surakarta telah berdiri terlebih dahulu pada kurun waktu kekuasaan Pakubuwana II sebagai calon pengganti keraton Kartasura yang hancur lantaran serangan orang-orang Tionghoa di bawah kepemimpinan Amangkurat V
-
Perang Menteng terjadi di Palembang pada 12 Juni 1819 di bawah pimpinan Sultan Mahmud Badaruddin II.Penyebab Terjadinya Perang Menteng adalah keinginan Belanda untuk menguasai Kesultanan Palembang.Sayangnya, perang ini diakhiri dengan kekalahan Kesultanan Palembang.
-
Perang ini bermula dari pihak istana yang mengutus dua bupati keraton senior untuk menangkap Pangeran Diponegoro dan Mangkubumi di Tegalrejo.Perang Diponegoro melibatkan berbagai kalangan, mulai dari kaum petani hingga golongan priyayi yang menyumbangkan uang dan barang-barang berharga lainnya sebagai dana perang. Namun akhirnya, Pangeran Diponegoro menyatakan bersedia menyerahkan diri dengan syarat sisa pengikutnya dilepaskan juga menandai berakhirnya Perang Diponegoro pada tahun 1830.