-
Selama bertahun-tahun lamanya, Portugis menjadi musuh Kesultanan Aceh Darussalam yang saat itu dipimpin Sultan Ali Mughayat Syah . Penyebab terjadinya perlawanan rakyat Aceh terhadap Portugis adalah sebagai berikut:
- Ambisi Portugis yang ingin memonopoli perdagangan di wilayah Aceh.
- Portugis melarang orang-orang Aceh berlayar untuk berdagang melewati Laut Merah.
- Penangkapan kapal-kapal Aceh oleh Portugis. -
Bumi Serambi Mekkah yang kala itu merupakan wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh Darussalam memiliki bandar perdagangan yang ramai, bahkan bersaing dengan Malaka. Portugis menganggap Kesultanan Aceh Darussalam sebagai ancaman terhadap posisi mereka di Malaka.
-
Portugis memburu kapal-kapak dagang Aceh di Laut Merah. Beberapa kapal Aceh tersebut ditangkap Portugis dan semakin memicu kemarahan rakyat Aceh.
Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan Aceh untuk mempertahankan diri:
- Melengkapi kapal-kapal dagang Aceh dengan persenjataan seperti meriam dan menempatkan prajurit untuk pengawalan.
- Mendatangkan bantuan persenjataan, tentara, dan tenaga-tenaga ahli dari Turki.
- Mendatangkan bantuan persenjataan dari India dan Jepara. -
Pasukan Kesultanan Aceh Darussalam menyerang Portugis di Malaka. Namun, serangan ini gagal lantaran kekutan militer Portugis lebih tangguh. Setahun kemudian, Portugis menyerang Aceh namun dapat digagalkan pasukan Aceh. Kesultanan Aceh Darussalam beserta rakyatnya terus melakukan perlawanan kepada Portugis yang memonopoli perdagangan dan pelayaran di Selat Malaka.
-
Rakyat Aceh kembali menyerang Portugis pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Serangan di tahun 1629 itu mampu membuat Portugis di Malaka kewalahan.
-
Tidak ada pemenang dalam pertikaian antara Aceh dan Portugis. Pada 1641, kekuasaan Portugis di Malaka melemah seiring kehadiran VOC dari Belanda yang kemudian merebut wilayah Aceh.