-
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan di didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta di jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat
-
Perundingan antara Indonesia dan Belanda. Dr. H. J van Mook mengatakan Indonesia akan dijadikan negara commonwealth dan masalah luar negri diurus oleh pemerintah Belanda
-
Pemerintah RI menyampaikan usul balasan dari pernyataan yang dikatakan Dr. H. J van Mook. Usul balasan tersebut adalah pengakuan, penghentian aksi militer, penarikan tentara Belanda, Federasi Indonesia-Belanda dilaksanakan dalam masa tertentu
-
Pada tanggal ini adalah pertama kalinya perundingan Indonesia dan pemerintah Kerajaan Belanda di Hooge Veluwe. Indonesia diwakilkan oleh Delegasi Indonesia dan Belanda diwakilkan oleh delegasi Belanda.
-
Perundingan yang dilakukan di Hooge Veluwe tersebut berakhir di hari ini. Pada perundingan tersebut Indonesia meminta pengakuan kekuasaan RI atas Jawa, Madura, dan Sumatra. Tetapi Belanda hanya mengakui kekuasaan RI atas Jawa dan Madura. Akibatnya perundingannya mengalami kegagalan
-
Perundingan tersebut diikuti oleh Indonesia,Belanda dan perwakilan dari Inggris sebagai pihak ketiga. Hasil dari perundingan tersebut adalah Phak RI dan Belanda bekerja sama membentuk RIS, Belanda mengakui wilayah RI secara de facto, RIS dan Belanda membentuk Uni Indonesia-Belanda dengan ketua Ratu Yuliana. Tetapi perundingan tersebut tidak menyelesaikan masalah.
-
Van Mook mengumumkan bahwa Belanda tidak ingin melakukan perundingan dengan Indonesia lagi. Akhirnya Belanda menyerbu gedung-gedung dan kantor-kantor yang dikuasai Republik Indonesia di Jakarta.
-
Belanda Menyerang Jawa Barat dan menguasai Karawang, Cikampek, Bogor, Cibadak, Sukabumi, Subang, dan Pamanukan. Di Sumatra Belanda menyerang wilayah-wilayah ekenomisnya. Begitu pula juga Madura yang telah diakui sebagai milik Indonesia secara de facto.
-
Dewan Keamanan PBB memerintah kedua belah pihak mengehentikan aksi tembak menembak antar kedua belah pihak.
-
Indonesia dan Belanda mengumumkan kalau aksi tembak menembak telah diberhentikan dan akhirnya Agresi Militer Belanda I telah berakhir. Secara resmi masih ada genjatan senjata dan Belanda masih bersikeras untuk memperbesar wilayahnya.
-
Perundingan yang dilaksanakan sesuai dengan seruan PBB dengan Komisi Tiga Negara(KTN) bertindak sebaai penengehnya. RI meminta bantuan Australia dan Belanda Belgia. Negara ketiganya adalah Amerika Serikat. Hasil dari perundingan Renville tersebut sangat merugikan Indonesia. Pengakuan kedaulatan atas Jawa, Sumatra, dan Madura hilang. Peran TNI dalam pertahanan negara berkurang.
-
Kedudukan Amir Syarifuddin sebagai perdana mentri digantikan oleh Mohammad Hatta dikarenakan masalah perundingan Renville.
-
Beel mengatakan Belanda tidak terikat lagi dengan hasil perundingan Renville. Ia mengatakan hal tersebut dengan alasan Indonesia melanggar kesepakatan yang dibuat di perundingan Renville.
-
Belanda menyerang kota Yogyakarta secara tiba-tiba. Belanda mengerahkan pasukan-pasukannya. Pada Agresi Militer II tersebut, pimpinan-pimpinan bangsa berada ditangan Belanda dan mereka dipisah ke berbagai tempat. Pejuang RI terus berusaha melakukan perlawanan secara gerilya di luar kota. Perjuangan diplomasi juga dilakukan oleh Indonesia dan akhirnya melibatkan AS. AS memberi simpati atas perjuangan Indonesia. Akhirnya Dewan Keamanan PBB mendesak dan akhirnya AM II Selesai.
-
Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah peristiwa yang cukup dramatis dalam usaha mempertahankan kedaulatan saat Yogyakarta ditangan Belanda. Serangna Umum 1 Maret 1949 ini dipimpin oleh Letkol Soeharto serta bantuan dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Akhirnya mereka telah berhasil menguasai Yogyakarta selama 6 Jam.
-
Pada perundingan ini tidak ada kata sepakat dari Belanda maupun Indonesia. Indonesia mengingkan pemimpin-pemimpinnya dikembalikan. Belanda menuntut agar lebih dahulu dicapai persetujuan tentang pengehentian perang gerilya oleh RI.
-
Akhirnya pada tanggal tersebut telah tercapai persetujuan yang kemudian dikenal dengan nama Roem-Royen Statements.
-
Presiden Soekarna dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dan pemimpin nasional lainnya telah dikembalikkan ke Yogyakarta setelah adanya persetujuan Roem-Royen. Kedatangan mereka dibawah jaminan Sulta Hamengku Buwono IX. Akhirnya mereka mempersiapkan diri untuk Kofrensi Meja Bundar dan melakukan Kofrensi Inter-Indonesia.
-
Konfrensi Inter Indonesia berlangsung dua kali. Yang pertama dilaksanakan di Yogyakarta dan dimpimpin oleh Mohammad Hatta.
KII pertama selesai pada tanggal 22 Juli 1949. -
Konfrensi Inter-Indonesia yang kedua dilaksanakan pada tanggal 30 Juli dan berakhir pada tanggal 2 Agustus 1949. KII yang kedua dipimpin oleh Sultan Hamid II yang menjabat sebagai ketua BFO.
-
Konfrensi Meja Bundar diselenggarakan di Den Haag Belanda. Bisa dibilang Konfrensi Meja Bundar adalah puncak perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan yang diganggu oleh Belanda. Republik Indonesia di ketuai Mohammad Hatta, BFO diketuai Sultan Hamid II, Kerajaan Belanda diketuai J.H Van Maarseveen, dan UNCI diketuai Merle Cochran.
-
Setelah perundingan yang berlangsung berlarut-larut akhirnya tercapai juga persetujuan Konfrensi Meja Bundar. Hasilnya adalah Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Konfrensi Meja Bundar tersebut berhasil dan akhirnya tidak ada lagi perlawanan-perlawanan.
-
Hasil-hasil Konfrensi Meja Bundar kemudian diajukan kepada Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk diratifikasikan. Dari tanggal 6 sampai 14 Desember 1949 diadakan sidang untuk membahas hasil dari Konfrensi Meja Bundar tersebut.
-
Diadakan pemilihan presiden RIS, dan hanya Ir. Soekarno yang menjadi calon presiden RIS. Keesokan harinya Ir. Soekarno di sahkan menjadi presiden RIS.
-
Ratu Yuliana menandatangani piagam pengakuan kedaulatan RIS di Amsterdam. Wali Tinggi Mahkota Belanda A.H.J. Lovink menandatangani pengakuan kedaulatan di Istana Merdeka di Jakarta. Akhirnya kedaulatan Indonesia telah diakui secara sah sejak hari itu.