Unknowndhuhd

Masalah yang Muncul Diawal Kemerdekaan NKRI

  • Pertempuran Surabaya

    Pertempuran Surabaya
    Surabaya merupakan kota pahlawan. Surabaya menjadi tempat pertempuran yang paling hebat selama mempertahankan kemerdekaan Indonesia, sehingga menjadi lambang perlawanan nasional. Peristiwa di Surabaya merupakan rangkaian kejadian yang diawali sejak kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25 Oktober 1945.
  • Period: to

    Masa Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

  • Pertempuran Ambarawa

    Pertempuran Ambarawa
    Pertempuran Ambarawa terjadi tanggal 20 November sampai tanggal 15 Desember 1945, antara pasukan TKR dan Pemuda Indonesia melawan pasukan Sekutu (Inggris). Pertempuran Ambarawa dimulai dari insiden yang terjadi di Magelang pada tanggal 26 Oktober 1945. Pada tanggal 20 November 1945 di Ambarawa pecah pertempuran antara pasukan TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto melawan tentara Sekutu.
  • Pertempuran Medan Area

    Pertempuran Medan Area
    Pada tanggal 9 Oktober 1945 tentara Inggris yang diboncengi oleh NICA mendarat di Medan. Awalnya mereka diterima secara baik oleh pemerintah RI di Sumatera Utara sehubungan dengan tugasnya untuk membebaskan tawanan perang (tentara Belanda). Sebuah insiden terjadi di hotel Jalan Bali, Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Saat itu seorang penghuni hotel (pasukan NICA) menginjak-injak lencana Merah Putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mebuat para pemuda marah dan mebuat penyerangan.
  • Bandung Lautan Api

    Bandung Lautan Api
    Terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api diawali dari datangnya Sekutu pada bulan Oktober 1945. Sekutu dikirim untuk mengosongkan Kota Bandung agar bisa menggunakan sarana-sarana vital. Para pemuda bingun harus mengikuti perintah dari pemerintah RI dari Jakarta atau dari Yogyakarta. Akhirnya para pemuda mengikuti perintah dari Jakarta , Kota Bandung dikosongkan, sebelum para pemuda pergi mereka membakar Kota Bandung.
  • Perundingan Linggarjati

    Perundingan Linggarjati
    Perundingan Linggarjati dilakukan pada tangga 10 November 1946 di Linggarjati, dekat Cirebon. Dalam perundingan ini, Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir sedangkan Belanda diwakili oleh Prof. Scermerhorn. Perundingan tersebut dipimpin oleh Lord Killearn, seorang diplomat Inggris.
  • Puputan Margarana

    Puputan Margarana
    Perang Puputan Margarana di Bali diawali dari keinginan Belanda mendirikan Negara Indonesia Timur (NIT). Letkol I Gusti Ngurah Rai, berusaha menggagalkan pembentukan NIT dengan mengadakan serangan tanggal 18 Desember 1946. Belanda menjadi gempar dan berusaha mencari pusat kedudukan pasukan Ciung Wanara. Pada tanggal 20 November 1946 dengan kekuatan besar Belanda melancarkan serangan dari udara. Dalam keadaan kritis Ngurah Rai memberi perintah Puputan yang berarti bertempur sampai habis-habisan.
  • Agresi Militer Belanda I

    Agresi Militer Belanda I
    Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan agresi militer I. Tujuannya adalah untuk menguasai sarana-sarana vital di Jawa dan Madura. Jadi tujuan serangan ini bersifat ekonomis. . Pasukan Belanda bergerak dari Jakarta dan Bandung untuk menduduki Jawa Barat, dan dari Surabaya untuk menduduki Madura. Berbagai reaksi bermunculan akibat agresi militer I. Amerika Serikat dan Inggris memberikan reaksi yang negatif. Australia dan India mengajukan masalah Indonesia ini Keamanan PBB.
  • Perundingan Renville

    Perundingan Renville
    Perundingan Renville dilaksanakan di atas Geladak Kapal Renville milik Amerika Serikat tanggal 17 Januari 1948. Setelah itu perundingan dilakukan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Perundingan dimulai 8 Desember 1948 diawasi oleh Komisi Tiga Negara (KTN) terdiri dari Belgia, Australia, dan Amerika Serikat.
  • Agresi Militer Belanda II

    Agresi Militer Belanda II
    Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melancarkan agresi militer ke II. Belanda menduduki kota Yogyakarta, serta mengepung dan menghancurkan konsentrasi-konsentrasi TNI. Dalam agresi kedua, Belanda berhasil menduduki Yogyakarta dan menangkap para pemimpin politik serta militer.
  • Serangan Umum

    Serangan Umum
    Dalam agresi militer II, Belanda berhasil menangkap para pemimpin politik dan menduduki ibukota RI di Yogyakarta. Belanda ingin menunjukkan kepada dunia bahwa pemerintahan RI telah dihancurkan dan TNI tidak memiliki kekuatan lagi. Menghadapi tindakan Belanda tersebut, TNI menyusun kekuatan untuk melawan Belanda. Puncak serangan TNI adalah serangan umum terhadap kota Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1949, yang dipimpin oleh Letkol Soeharto.
  • Perundingan Roem

    Perundingan Roem
    Terjadinya Agresi Militer Belanda menimbulkan reaksi yang cukup keras dari Amerika Serikat dan Inggris, bahkan PBB. Hal ini tidak lepas dari kemampuan pada diplomat Indonesia dalam memperjuangkan dan menjelaskan realita di PBB. Salah satunya adalah L.N. Palar. Sebagai reaksi dari Agresi Militer Belanda, PBB memperluas kewenangan KTN. Komisi Tiga Negara diubah menjadi UNCI. UNCI kependekan dari United Nations Commission for Indonesia.
  • Konfrensi Meja Bundar (KMB)

    Konfrensi Meja Bundar (KMB)
    Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan tindak lanjut dari Perundingan Roem.KMB merupakan langkah nyata dalam diplomasi untuk mencari penyelesaian Indonesia – Belanda. Kegiatan KMB dilaksanakan di Den Haag, Belanda tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949.
  • Penandatanganan Kedaulatan

    Penandatanganan Kedaulatan
    Pada tanggal 27 Desember 1949 dilaksanakan penandatanganan pengakuan kedaulatan secara bersamaan di Belanda dan di Indonesia. Di negeri Belanda, Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Dress, Menteri Seberang Lautan Mr. A.M.J. A. Sassen, dan Drs. Moh. Hatta, bersama menandatangani naskah pengakuan kedaulatan. Sedangkan di Jakarta Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Tinggi Mahkota Belanda A.H.J. Lovink menandatangani naskah pengakuan kedaulatan.