Peristiwa setelah kemerdekaan NKRI

By radifan
  • Period: to

    Peristiwa setelah kemerdekaan

  • Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia

    Kemerdekaan Indonesia ditandai dengan dibacakannya Proklamasi oleh Soekarno.
    Apa:
    Siapa: Proklamasi dibaca oleh Soekarno dan diketik oleh Sajuti Melik
    Dimana: Proklamasi dibaca di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56
    Kapan: Jum'at, 17 Agustus 1945
    Mengapa:
  • Pertempuran Medan

    insiden pertama terjadi di sebuah hotel di jalan Bali, lalu diberbagai tempat di Medan.
  • Pertempuran Palembang

    Masuknya pasukan sekutu membuat terjadinya pertarungan sengit antara Belanda dan Indonesia. pertempuran berlangsung lima hari lima malam. pada tanggal 6 januari terjadi gencatan senjata
  • Pertempuran Surabaya

    Ketika gerakan untuk melucuti pasukan Jepang sedang berkobar, tanggal 15 September 1945, tentara Inggris mendarat di Jakarta, kemudian mendarat di Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945. puncaknya pada 10 November
  • Soekarno & Hatta ke Yogyakarta

    Karena situasi keamanan ibukota Jakarta yang makin memburuk, pada tanggal 4 Januari 1946, Soekarno dan Hatta pindah ke Yogyakarta, sekaligus pula memindahkan ibukota
  • Perundingan Indonesia-Belanda

    Meminta Indonesia dijadikan negara persemakmuran dan masalah dalam negeri diurus oleh Indonesia sedangkan urusan luar negeri diurus oleh Belanda
  • 17 pasal kepakatan dalam Linggarjati

    Hasil perundingan terdiri dari 17 pasal yang antara lain berisi:
    Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia, yaitu Jawa, Sumatera dan Madura.
    Belanda harus meninggalkan wilayah RI paling lambat tanggal 1 Januari 1949.
    Pihak Belanda dan Indonesia Sepakat membentuk negara RIS.
    Dalam bentuk RIS Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth /Persemakmuran Indonesia-Belanda dengan mahkota negeri Belanda sebagai kepala uni.
  • Pertempuran Bali

    disebut Pertempuran Margarana—yang terjadi tanggal 18 November 1946. Pertempuran ini diawali dengan terbentuknya Negara Indonesia Timur. Ketika NIT telah terbentuk, Belanda mencoba mengajak beberapa tokoh Indonesia untuk ikut bergabung.
  • Pertempuran Sulawesi

    Pasukan sejutu menghalangi Sam Ratulangi yang ingin menegakkan kekuasan RI di Sulawesi. Rakyat Sulawesi kemudian melawan. Sekutu dibawah pimpinan Raymond Westerling membunuh sekitar 40.000 rakyat Sulawesi Selatan
  • Tanda tangan kesepakatan Linggarjati

    kesepakatan antara peserta perundingan Linggarjati.
    Dalam perundingan ini Indonesia diwakili oleh Sutan Syahrir, Belanda diwakili oleh tim yang disebut Komisi Jendral dan dipimpin oleh Wim Schermerhorn dengan anggota H.J. van Mook, dan Lord Killearn dari Inggris bertindak sebagai mediator dalam perundingan ini.
  • Agresi Militer Belanda I

    Tujuan utama agresi Belanda adalah merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya dan daerah yang memiliki sumber daya alam, terutama minyak
  • Permintaan India & Australia menanggapi Agresi

    Australia dan India mengajukan masalah Indonesia ini ke Dewan Keamanan PBB.
  • gejatan senjata

    karena pengajuan dari India dan Australia, Indonesia diminta untuk melawan Belanda melalui peristiwa Gejatan Senjata
  • Persetujuan Perjanjian Renville

    perjanjian antara Indonesia dan Belanda yang ditandatangani pada tanggal 17 Januari 1948 di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral, USS Renville, yang berlabuh di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Perundingan dimulai pada tanggal 8 Desember 1947 dan ditengahi oleh Komisi Tiga Negara (KTN), Committee of Good Offices for Indonesia, yang terdiri dari Amerika Serikat, Australia, dan Belgia.
  • Penyerahan Mandat Amir Sjarifuddin

    Kabinet Amir Sjarifuddin bubar dan Amir Sjarifuddin menyerahkan mandatnya ke Presiden Soekarno
  • Agresi Militer Belanda II

    diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya.
  • Soekarno Hatta ditawan belanda di Yogyakarta

    Diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainnya
  • dibentuknya Pemerintahan Darurat RI

    periode 22 Desember 1948 - 13 Juli 1949, dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara yang disebut juga dengan Kabinet Darurat. Sesaat sebelum pemimpin Indonesia saat itu, Soekarno dan Hatta ditangkap Belanda pada tanggal 19 Desember 1948, mereka sempat mengadakan rapat dan memberikan mandat kepada Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk pemerintahan sementara.
  • Sidang Agresi Militer Belanda II

    Kabinet mengadakan sidang kilat. Dalam sidang itu diambil keputusan bahwa pimpinan negara tetap tinggal dalam kota agar dekat dengan Komisi Tiga Negara (KTN) sehingga kontak-kontak diplomatik dapat diadakan.
  • Perundingan Roem-Roijen

    Hasil pertemuan ini adalah:
    Angkatan bersenjata Indonesia akan menghentikan semua aktivitas gerilya
    Pemerintah Republik Indonesia akan menghadiri Konferensi Meja Bundar
    Pemerintah Republik Indonesia dikembalikan ke Yogyakarta
    Angkatan bersenjata Belanda akan menghentikan semua operasi militer dan membebaskan semua tawanan perang
  • Pembentukan kabinet RIS

    Soekarno membentuk kabinet Republik Indonesia Serikat
  • Sidang PBB perjuangan diplomasi

    Persidangan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membahas tentang perjuangan diplomasi
  • Pengembalian mandat PDRI

    Pemerintahan Darurat Republik Indonesia mengembalikan mandatnya kepada Pemerintah Pusat Yogyakarta
  • Konferensi Inter-Indonesia I

    Hasil kesepakatan dari Konferensi Inter-Indonesia adalah:
    1. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS) berdasarkan demokrasi dan federalisme (serikat).
    2. RIS akan dikepalai oleh seorang Presiden dibantu oleh menteri-menteri yang bertanggung jawab kepada Presiden.
    3. RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari Republik Indonesia maupun dari kerajaan Belanda.
    4. Angkatan perang RIS adalah angkatan perang nasional, dan Presiden RIS adalah Panglima Tert
  • Konferensi Inter-Indonesia II

    Sidang kedua Konferensi Inter Indonesia di selenggrakan di Jakarta pada tanggal 30 Juli dengan keputusan:
    1. Bendera RIS adalah Sang Merah Putih
    2. Lagu kebangsaan Indonesia Raya
    3. Bahasa resmi RIS adalah Bahsa Indonesia
    4. Presiden RIS dipilih wakil RI dan BFO. Pengisian anggota MPRS diserahkan kepada kebijakan negara-negara bagian yang jumlahnya enam belas negara. Kedua delegasi juga setuju untuk membentuk panitia persiapan nasional yang bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan d
  • Konferensi Meja Bundar (KMB)

    Hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah:
    Serahterima kedaulatan dari pemerintah kolonial Belanda kepada Republik Indonesia Serikat, kecuali Papua bagian barat. Indonesia ingin agar semua bekas daerah Hindia Belanda menjadi daerah Indonesia, sedangkan Belanda ingin menjadikan Papua bagian barat negara terpisah karena perbedaan etnis. Konferensi ditutup tanpa keputusan mengenai hal ini. Karena itu pasal 2 menyebutkan bahwa Papua bagian barat bukan bagian dari serahterima
  • Pemilihan Presiden RIS

    Pada tanggal 16 Desember 1949 diadakan sidang pemilihan Presiden RIS di Gedung Kepatihan, Yogyakarta oleh wakil dari enam belas negara bagian. Sidang itu dipimpin oleh Muh. Roem dan anak Agung Gede Agung. pada tanggal 14 Desember 1949 para wakil pemerintah yang menjadi bagian dari RIS. Pada tanggal 14 Desember 1949 diadakan pemilihan Presiden RIS dengan calon tunggal Ir. Soekarno. Akhirnya, Ir. Soekarno terpilih sebagai presiden, kemudian dilantik dan diambil sumpahnya
  • pelantikan Presiden RIS

    Akhirnya, Ir. Soekarno terpilih sebagai presiden, kemudian dilantik dan diambil sumpahnya pada tanggal 17 Desember 1949. Tanggal 17 Desember 1949 diadakan upacara pelantikan Presiden RIS di Bangsal Sitinggil, Keraton Yogyakarta. Drs Moh. Hatta menjadi perdana menteri yang akan memimpin kabinet RIS
  • Penerimaan Kedaulatan

    Mohammad Hatta menerima penyerahan kedaulatan dari Perdana Menteri Willem Dees