PERLAWAN RAKYAT PALEMBANG TERHADAP INGGRIS

  • RAKYAT PALEMBANG

    Konflik dimulai sejak ditemukannya timah di Bangka pada pertengahan abad ke-18, Plembang dan wilayahnya menjadi incaran Britania dan Belanda, demi menjalin kontrak dagang, bangsa Eropa berniat menguasai Palembang. Bangsa asing pertama yang terlibat konflik dengan kesultanan adalah Inggris, yang memegang mandat sementara atas koloni Belanda di Nusantara sampai perang di Napoleon di Eropa selesai.
  • TERPOJOKNYA RAFLESS

    Raffles menjadi semakin terpojok dengan adanya peristiwa loji sungai alur, namun dia masih berharap dapat berunding dengan Sultan Palembang dan mendapatkan Bangka sebagai kompensasinya. Harapan tersebut tentu saja ditolak oleh Sultan Palembang, dan hal ini berakibat Inggris mengirimkan sebuah armada perangnya di bawah pimpinan Gilispe untuk menghukum Sultan.
  • TRAGEDI DI LOJI SUNGAI ALOR

    TRAGEDI DI LOJI SUNGAI ALOR
    Pada tanggal 14 September 1811, terjadi sebuah peristiwa pembumihangusan dan pembantaian di loji sungai alur. Saat itu, Belanda menuduh Inggris yang memprovokasi Palembang agar mengusir Belanda. Sebaliknya, Inggris berupaya cuci gtangan dan menduuh bahwa Sultan Mahmud Badaruddin II yang berinisiatif untuk melakukannya.
  • KEKALAHAN PASUKAN SULTAN BAHARUDDIN II

    Untuk menghadapi serangan Inggris, pasukan Sultan Badaruddin membangun benteng pertahanan di setiap lokasi strategis, salah satunya benteng Kuto Besar, dan juga Sultan Badaruddin mempersiapkan rakit yang dilengkapi dengan meriam bersenjata api. Meskipun pertahanannya diperkuat, Kesultanan Palembang tetap jatuh ke tangan Inggris. Pertahanan mereka belum mampu menandingin kekuatan Inggris.
  • PALEMBANG MASSACRE

    PALEMBANG MASSACRE
    Sebuah perisitiwa pembunuhan orang-orang Eropa di Palembang yang dikenal dengan “Palembang Massacre” membuat Raffles geram kepada pemimpin kesultanan saati itu, Sultan Mahmud Badaruddin II (1803-1821). Raffles kemudian memerintahkan Mayor Jendral Robert Gilispe untuk menghukum Palembang. Armada Gilispe akhirnya sampai ke Palembang dan menaklukkan kota Palembang pada 26 April 1812.
  • PENGANGKATAN SULTAN BARU

    Setelah mendapatkan Palembang, Inggris mengangkat Pangeran Adipati yang merupakan adik kandung Sultan Mahmud Badaruddin II sebagai Sultan dengan gelas Ahmad Najamuddin II pada tanggal 14 Mei 1812 dan juga membuat perjanjian yang menguntungkan Inggris yang kemudian Bangka dapat dengan mudah diambil kekuasaannya lalu Inggris mengubah namanya menjadi Duke of York's Island.
  • DIPLOMASI ANTARA SULTAN BADARUDDIN II DENGAN INGGRIS

    Isi perjanjian antara Inggris dan Sultan Badaruddin yang ditandatangani pada 29 Juni 1812:
    1. Menetapkan dan mengakui Sultan Badaruddin sebagai sultan Palembang sedang Pangeran Adipati Ahmad Najamuddin diturunkan dari takhta.
    2. Memperkuat pengakuan kekuasaan Inggris atas Bangka dan Belitung.
    3. Menanggung biaya ekspedisi sebesar 400 ribu real Spanyol.
    4. Mengganti kerusakan benteng Belanda sebesar 20 ribu real Spanyol.
    5. Mengamankan putra sultan ke Batavia.
  • INGGRIS YANG SEMAKIN KUAT

    Setelah penandatanganan perjanjian tersebut, dominasi Inggris di Palembang makin menguat. Pada 4 Agustus 1813 armada Inggris di bawah pimpinan Mayor W. Colebrooke tiba di Palembang untuk menurunkan Sultan Badaruddin dari takhtanya dan mengembalikan takhta tersebut kepada Sultan Najamuddin.