20080909163726

Perjuangan NKRI Mempertahankan Kemerdekaan

  • Belanda datang ke Indonesia

    Pada akhir tahun 1945, pasukan Marinir mulai masuk wilayah Indonesia dari Tanjung Priok. Hal ini terjadi karena Belanda tidak mau memberi pengakuan kepada Indonesia setelah Indonesia merdeka dan mereka berusaha mengatasi situasi Indonesia ini.
  • Perundingan pertama

    perundingan yang pertama dimulai untuk menghindari konflik diantara Belanda dan Indonesia. Perundingan ini dilakukan karena Letnan Jenderal Christison ingin kedua negara untuk menyelesaikan masalahnya. perundingannya dimulai dengan Archibald Clark Kerr dan Lord Killearn. Van Mook menyatakan Belanda ingin mengulangi pidato Ratu Belanda yang dinyatakan pada 7 Desember 1942 dimana Indonesia akan diurus oleh Belanda.
  • Perundingan Resmi

    Perundingan Resmi diadakan dari tanggal 14-25 April 1946. Perwakilan dari pemerintah Belanda dan Indonesia terlibat termasuk Soewandi, Soedarsono, Abdoel Karim (Ind) dan Van Mook, Van Arbeck, Van Royen, Logemann, Sultan Hamiday, dan Soejo Santoso (Belanda). Perundingan ini tentang perebutan wilayah Jawa, Madura, Sumatera. Akhirnya perundingan ini gagal.
  • Perundingan Linggarjati

    Perundingan ini dimulai pada tanggal 10 November 1946 dan berlangsung di Linggarjati. Perwakilan Belanda, Indonesia, dan juga Inggris hadir, terutama Sutan Syahrir, Schermerhorn, dan Lord Killearn. Hasilnya adalah Belanda mengakui Sumatera, Jawa, dan Madura sebagai NKRI, RIS dibentuk, dan Uni Indonesia- Belanda dibentuk.
  • Agresi Militer Belanda I

    Van Mook mengawali adanya Agresi Militer Belanda I pada tanggal 20 Juli 1947. Militer ini dibuat karena Belanda tidak mau berunding dengan Indonesia lagi. Belanda mulai menyerbu Jawa Barat, Madura, dan Sumatera yang berarti ia mengingkar Perundingan Linggarjati. Hal ini menyebabkan banyak pasukan RI yang bingung dan melarikan diri ke daerah pendesaan.
  • Akhirnya Agresi Militer Belanda I

    Agresi Militer Belanda I dibubarkan karena keputusan Dewan Keamanan PBB. PBB menyatakan Belanda perlu menghentikan genjatan senjata di Indonesia saat 1 Agustus 1947, karena keputusan itu, Agresi Militer berakhir pada tanggal 4 Agustus 1947.
  • Perundingan Renville

    Perundingan ini dilakukan bersama PBB, KTN, dan perwakilan dari Belgia, Amerika Serikat, dan Australia, diwakili oleh Richard Kirby, Paul van Zeeland, dan Frank Graham. Amir Syarifuddin mewakili Indonesia dan Abdulkadir Wijoyoatmojo mewakili Belanda. Perundingan ini dilakukan di kapal pengangkut Amerika Serikat yang ada di teluk Jakarta. Hasilnya perundingan adalah perang militer Belanda dihentikan dan kehilangan pengakuan Jawa, Sumatera, dan Madura
  • Agresi MIliter Belanda II

    Belanda tidak terikat dengan perundingan Reville lagi. Karena ketidakpuasan mereka, Agresi Militer II telah dibuat dan tujuan pertamanya adalah Yogyakarta.
  • Yogyakarta diserang, pimpinan nasional ditawan

    Agresi Militer Belanda II menyerbu Yogyakarta dan saat itu, pimpinan nasional ditawan oleh Belanda dan dipisahkan untuk tidak bisa berinteraksi dengan sesama. Sebelum ditangkap, pimpinan nasional mengadakan sidang kabinet yang membuat PDRI yang dapat menyelamatkan kondisi mereka.
  • Serangan Umum Yogyakarta

    Yogyakarta tidak ingin dikuasai oleh Belanda yang lalu menuju ke serangan umum yang dipimpin oleh Letkol Soeharto. Serangan ini terjadi untuk 5 hari dimana Yogyakarta berhasil untuk mengambil kuasa selama 6 jam tetapi lalu dibalas oleh Belanda.
  • Perundingan Roem-Royen

    perundingan ini diketuai oleh seseorang dari Amerika Serikat bernama Merle Cochran. Perundingan ini diwakili oleh Dr. Van Royen dan Mohammad Roem. Karena perundingan ini, pimpinan nasional dibebaskan dari tawanan pada tanggal 6 Juli 1949, dimana mereka lalu mulai membentuk KII
  • Konferensi Inter-Indonesia

    Pertama dilakukan di Yogyakarta lalu di Jakarta pada tanggal 19-22 Juli dan 30 Juli-2 Agustus 1949, dipimpin oleh Sultan Hamid. Disinilah pimpinan nasional bisa berdiskusi mengenai solusi yang tepat buat masalah penjajahan Belanda.
  • Konferensi Meja Bundar

    Terjadi di Den Haag, Belanda, diwakili oleh Mohammad Hatta, Sultan Hamid, J.H. Van Maarseven, dan Merle Cochran. Akibar konferensi ini, Belanda akhirnya memberi pengakuan kepada Indonesia. Soekarno lalu menjadi presiden dan Ratu Yuliana menandatangani pengakuan kedaulatan RIS pada tanggal 27 Desember 1949