-
Jepang Menguasai Indonesia
Saat Jepang menguasai Indonesia (8 Maret 1942) mereka disambut baik oleh rakyat Indonesia karena dianggap sebagai penyelamat yang akan membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda. Jenderal Hein ter Poorten dari Belanda menyerah kepada Jenderal Hitoshi Imamura dari Jepang. Selama akhir tahun 1944, posisi Jepang dalam Perang Asia Pasifik semakin terdesak. Untuk menghadapi Sekutu, Jepang mencari dukungan kepada bangsa-bangsa yang diduduki dengan memberikan janji kemerdekaan termasuk Indonesia. -
BPUPKI
Berkaitan dengan janji kemerdekaan yang telah dikemukakan oleh pihak Jepang, pada 1 Maret 1945, diumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). BPUPKI diketuai Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat.dan diresmikan pendiriannya pada tanggal 29 April 1945. Menurut George McTurnan Kahin dalam bukunya Major Governments of Asia, jumlah anggota BPUPKI yang berasal dari Indonesia sebanyak 60 orang dan tujuh orang Jepang yang tidak memiliki hak suara. -
Sidang Pertama BPUPKI
Sidang pertama BPUPKI (29 Mei 1945) membahas dasar negara Indonesia merdeka. Mohammad Yamin, Soepomo, dan Ir. Soekarno menyampaikan gagasan mereka. Ir. Soekarno tidak menjadi ketua BPUPKI karena ia ingin aktif menyampaikan pendapat. Pada 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengusulkan rumusan dasar negara. Namun, hingga akhir sidang belum ada kesepakatan. Selama masa reses, dibentuk Panitia Sembilan yang diketuai Soekarno untuk merumuskan dasar negara. Hasilnya adalah Piagam Jakarta. -
Sidang Kedua BPUPKI
Sidang kedua (10 Juli 1945) membahas rancangan UUD dan bentuk negara. Mengenai bentuk negara, mayoritas peserta setuju dengan bentuk republik. Selanjutnya BPUPKI membentuk panitia kecil untuk mempercepat kerja. Panitia ini bernama Panitia Perancang UUD yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Panitia ini menyepakati Piagam Jakarta dijadikan sebagai inti pembukaan UUD. 14 Juli 1945 Panitia Perancang UUD melaporkan hasil kerja panitia. 16 Juli 1945 BPUPKI menerima naskah Undang-Undang Dasar. -
Peristiwa Rengasdengklok
Bom atom di Hiroshima dan Nagasaki membuat Jepang menyerah pada 15 Agustus 1945, disiarkan oleh Kaisar Hirohito. Sutan Syahrir mendorong Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan. Pada 16 Agustus 1945, Soekarno-Hatta diculik ke Rengasdengklok oleh golongan muda untuk mempercepat proklamasi. Ahmad Subardjo menengahi, dan proklamasi disepakati dilakukan 17 Agustus. Teks proklamasi disusun di rumah Laksamana Maeda, diketik oleh Sayuti Melik, dan dibacakan oleh Soekarno. -
Proklamasi
Tepat tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia dimulai. Setelah pidato dan pembacaan proklamasi selesai, kemudian dilakukan pengibaran bendera Merah Putih oleh Latief Hendraningrat dan S.Suhud. Rakyat yang hadir serempak menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia
Raya. Upacara proklamasi ditutup oleh sambutan Wali Kota Jakarta, Suwiryo. -
Sidang Pertama PPKI
Setelah proklamasi kemerdekaan pada 18 Agustus 1945, sidang pertama PPKI menghasilkan beberapa keputusan penting. UUD 1945 disahkan dengan Piagam Jakarta sebagai rancangan awal yang direvisi, termasuk perubahan kalimat "Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya" menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa." Soekarno dan Hatta diangkat sebagai Presiden dan Wakil Presiden melalui usulan Otto Iskandardinata dan disetujui aklamasi. Selain itu, dibentuknya Komite Nasional. -
Sidang Kedua PPKI
Pada sidang kedua PPKI (19 Agustus 1945), Indonesia dibagi menjadi 8 provinsi dengan gubernur masing-masing, dan dibentuk Komite Nasional Daerah di setiap provinsi. Kabinet pertama terdiri dari 12 departemen dan 4 non-departemen, dengan menteri-menteri seperti AA Maramis (Keuangan) dan Ki Hajar Dewantara (Pengajaran). Empat pejabat negara juga diangkat untuk memimpin lembaga negara, yaitu Kusumah Atmaja , Gatot Tarunamiharja , A.G. Pringgodigdo, dan Sukarjo Wiryopranoto. -
Sidang Ketiga PPKI
Pada sidang ketiga PPKI 22 Agustus 1945, dibentuk KNIP untuk mempersiapkan pemilu, namun rencana pembentukan PNI dibatalkan karena dianggap tidak demokratis. Juga dibentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) untuk menjaga keamanan. Kemerdekaan Indonesia tidak diakui, dan Belanda berusaha merebut kembali Indonesia setelah Perang Dunia II. -
AFNEI
Pada 29 September 1945, pasukan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin Letjen Sir Philip Christison mendarat di Tanjung Priok, bersama NICA yang dipimpin Van der Plass. AFNEI bertujuan melucuti tentara Jepang, mengamankan wilayah Indonesia, membebaskan warga Eropa, dan mengembalikan pemerintahan sipil. Sementara itu, NICA ingin mengembalikan kekuasaan Belanda di Indonesia. Kedatangan Sekutu awalnya disambut Indonesia, namun setelah mengetahui NICA terlibat, perlawanan mulai muncul. -
Perundingan Linggajati
Perundingan Linggajati di Linggajati (10 November 1946), Jawa Barat. Belanda mengakui wilayah Republik Indonesia, yaitu Sumatra, Jawa, Madura. Republik Indonesia dan Belanda sepakat membentuk RIS, dimana salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia. Dalam bentuk RIS, Indonesia harus tergabung dalam Commonwealth dengan ratu Belanda sebagai ketuanya. Tetapi perjanjian ini dilanggar, Belanda melakukan agresi militer 1. Kemudian dunia internasional mendesak dilakukan perundingan Renvile -
Perundingan Renville
Perundingan Renville (8 Desember 1947) menghasilkan keputusan Belanda hanya mengakui Jawa Tengah, Yogyakarta, Sumatra sebagai wilayah RI, serta penarikan TNI dari daerah Belanda. Namun, Belanda mengingkari perjanjian dan melancarkan Agresi Militer II, menduduki Yogyakarta dan menangkap pemimpin RI. Sebelum Yogyakarta jatuh, dibentuk PDRI di Sumatra Barat dan Komando Perang Gerilya. Serangan umum 1 Maret 1949 mengalahkan Belanda, mematahkan propaganda mereka, dan mendorong perjanjian Roem-Roijen. -
Perjanjian Roem-Roijen
Perjanjian Roem-Roijen adalah sebuah perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang dimulai pada tanggal 17 April 1949 dan akhirnya ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Namanya diambil dari kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem dan Herman van Roijen.
Perjanjian ini menghasilkan resolusi mendesak supaya permusuhan antara Indonesia dan Belanda segera dihentikan dan pemimpin Indonesia yang ditahan segera dibebaskan dan dilanjutkan ke konfrensi Meja Bundar (KMB). -
Konferensi Meja Bundar
Konferensi Meja Bundar (KMB) diadakan di Den Haag, Belanda, dari 23 Agustus hingga 2 November 1949, sebagai tindak lanjut perundingan Roem-Roijen. Pada 27 Desember 1949, Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). Penyerahan dilakukan di Belanda oleh Ratu Juliana kepada Dr. Moh. Hatta, dan di Jakarta oleh A.H.J. Lovink kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Penyerahan ini menandakan berakhirnya penjajahan Belanda di Indonesia. -
Presiden Soeharto
Soeharto (8 Juni 1921 – 27 Januari 2008) adalah seorang perwira militer dan politikus yang menjabat sebagai Presiden Indonesia kedua. Pemerintahannya selama 31 tahun dan 70 hari membuatnya menjadi presiden dengan masa jabatan terlama dalam sejarah Indonesia. -
Presiden Bacharuddin Jusuf Habibie
Bacharuddin Jusuf Habibie (25 Juni 1936 – 11 September 2019)adalah Presiden Indonesia ketiga yang menjabat sejak tahun 1998-1999, menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesia ketujuh. Sebelum memasuki dunia politik, Habibie dikenal luas sebagai profesor dan ilmuwan dalam teknologi aviasi internasional dan satu-satunya presiden Indonesia hingga saat ini yang berlatarbelakang teknokrat. -
Presiden Abdurrahman Wahid
Kyai Haji Abdurrahman Wahid, dikenal sebagai Gus Dur, lahir di Jombang, 7 September 1940 dan wafat di Jakarta, 30 Desember 2009 pada usia 69 tahun. Ia adalah tokoh Muslim, mantan ketua Nahdlatul Ulama, pendiri PKB, dan Presiden ke-4 Indonesia yang menjabat dari 1999 hingga 2001. Gus Dur menggantikan B.J. Habibie dan dibantu oleh Kabinet Persatuan Nasional. Masa jabatannya berakhir pada 23 Juli 2001, digantikan oleh Megawati Soekarnoputri setelah mandatnya dicabut oleh MPR. -
Presiden Megawati Soekarnoputri
Megawati Soekarnoputri (lahir 23 Januari 1947) adalah Presiden ke-5 Indonesia (2001–2004), menggantikan Abdurrahman Wahid. Ia merupakan presiden perempuan pertama Indonesia dan dua kali kalah dari SBY dalam Pilpres 2004 dan 2009. Megawati berperan dalam pembentukan KPK dan pelaksanaan pemilu langsung pertama di Indonesia. Ia juga ketua umum PDI-P sejak 1999 dan putri sulung Presiden Soekarno. -
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
Susilo Bambang Yudhoyono (lahir 9 September 1949) adalah Presiden ke-6 Indonesia yang terpilih melalui pemilu langsung. Ia menjabat dua periode, pertama bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan kedua bersama Boediono. SBY adalah Presiden pertama yang menyelesaikan masa jabatan lima tahun dan terpilih kembali setelah reformasi. Sebelum menjadi presiden, ia adalah purnawirawan militer dan Menteri Pertambangan serta Energi di era Abdurrahman Wahid, serta salah satu pendiri Partai Demokrat. -
Presiden Joko Widodo
Joko Widodo, lahir 21 Juni 1961, atau Jokowi adalah Presiden Indonesia ke-7. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan Walikota Surakarta. Jokowi yang bukan berasal dari elit politik fokus pada pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas hidup. Ia terpilih pertama kali pada 2014 dan terpilih kembali pada 2019. Menjelang akhir masa jabatannya, hubungan dengan PDIP memburuk setelah mendukung Prabowo untuk pilpres 2024, dan pada 2024, Jokowi bersama putranya dipecat dari PDIP. -
Presiden Prabowo Subianto
Prabowo Subianto (lahir 17 Oktober 1951) adalah Presiden Indonesia ke-8 yang menjabat sejak 20 Oktober 2024. Sebelumnya, ia menjabat Menteri Pertahanan (2019–2024). Lulusan AKABRI, Prabowo pernah memimpin Kopassus dan Kostrad, sebelum dipecat dari militer pada 1998. Ia mendirikan Partai Gerindra pada 2008 dan mencalonkan diri sebagai presiden pada 2009, 2014, dan 2019, namun gagal terpilih. Pada 2024, ia terpilih sebagai presiden setelah memenangkan pemilu dan dilantik pada 20 Oktober 2024.